PEMBANGUNAN di kawasan Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba di Sumatera Utara dilakukan untuk memaksimalkan potensi besar Danau Toba dengan kekayaan alam serta budaya di sekitarnya.
DSP ini akan dikembangkan menjadi kawasan ekowisata terpadu berkelanjutan yang juga kaya budaya dan kearifan lokal.
Rencananya, kawasan DSP ini akan menggunakan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan di masa depan seperti penggunaaan bus listrik di kawasan wisata.
KUASA HUKUM minta Polda Metro Jaya ambil alih KASUS KEMATIAN Fajar Siringo-ringo
Secara umum, pembangunan DSP Danau Toba dilakukan di kawasan koordinatif dan kawasan otoritatif.
Secara koordinatif, DSP Danau Toba meliputi 8 kabupaten yang ada di sekeliling danau yaitu Kabupaten Simalungun, Samosir, Toba, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Dairi, Karo dan Kabupaten Pakpak Barat.
Selain itu, DSP Danau Toba juga meliputi pembangunan di zona otoritatif seluas 386,76 hektare, yang dinamakan Toba Caldera Resort. Pengembangan kawasan otoritatif ini dilakukan oleh Badan Otorita Danau Toba (BODT).
Dalam rencana induk pembangunan secara umum, kawasan DSP Danau Toba akan terus dikembangkan secara bertahap dalam kurun waktu 25 tahun (2020-2045).
Kawasan wisata utama
Untuk pengembangan kawasan destinasi di Danau Toba dan wilayah sekelilingnya, ada enam kecamatan yang akan menjadi kawasan wisata utama (KWI) yang menjadi pusat untuk tema pengembangan yang berbeda-beda.
Berikut pembagiannya: KWI Parapat akan dikembangkan sebagai pusat MICE dan rekreasi, KWI Simanindo untuk budaya, KWI Pangururan untuk geowisata, KWI Balige dengan tema urban heritage, KWI Muara dengan tema budaya dan geologi, dan KWI Merek dengan tema ekonatural (nature-eco).
Sementara itu zona otorita Danau Toba, the Caldera Resort di Sibisa, juga akan dikembangkan sebagai destinasi baru dengan berbagai fasilitas untuk wisatawan mulai dari glamping site, hotel dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Sejak beberapa tahun terakhir, pembangunan infrastruktur terpadu sudah dilakukan di kawasan DSP Danau Toba, mulai dari penataan destinasi, pengembangan kawasan hingga peningkatan konektivitas menuju dan di sekeliling Danau Toba.
Sejumlah pembangunan infrastruktur yang sudah sudah dilakukan, seperti pembangunan pelebaran dan preservasi Jalan Lingkar Samosir, pembangunan Jalan Bypass Balige di Kabupaten Toba , penataan Kampung Ulos Huta Raja dan Huta Siallagan di Kabupaten Samosir, yaitu kampung yang sering dikunjungi wisatawan.
Pemerintah juga melakukan penataan pantai Bebas Parapat di Kabupaten Simalungun, pembangunan TPA sampah Sidikalang di Kabupaten Dairi hingga pembangunan instalasi pengolahan air minum di Kabupaten Karo.
Mendukung itu semua, Kementerian PUPR juga melakukan peningkatan kualitas hunian masyarakat dengan total sebanyak 1.799 unit, termasuk di antaranya agar bisa dimanfaatkan sebagai homestay.
Hunian-hunian tersebut ditujukan untuk mendukung pariwisata di sejumlah kabupaten di Toba diantaranya di Kab. Samosir, Toba, Tapanuli Utara hingga Simalungun.
Ada pun untuk konektivitas air menuju Danau Toba, Kementerian Perhubungan membangun 13 pelabuhan penyeberangan di tujuh kabupaten di sekeliling Danau Toba dan menyediakan sarana transportasi penyeberangan.
LANGKAH AWAL Program Taman Edukasi, SMP Negeri 1 Ujung Padang tanam bibit buah-buahan
Sebanyak tujuh pelabuhan sudah selesai dibangun yaitu Pelabuhan Ajibata dan Balige, Pelabuhan Tiga Ras, Pelabuhan Simanindo, Pelabuhan Marbun Toruan dan Pelabuhan.
Pemerintah juga meluncurkan transportasi penyeberangan yaitu KMP Pora-Pora, KMP Kaldera Toba, Bus Air KMP Asa-asa, dan Bus Air KMP Jurung-Jurung. (sumber: kemenparekraf/***)