BERSAMA stakeholders bergerak bersama dan optimis untuk mewujudkan Kota Pematang Siantar ZERO STUNTING.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani saat memberikan pemaparan dalam Penilaian Kinerja (PK) Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022, di Hotel Santika Dyandra Medan, Kamis (30/03/2023).
Hj Susanti Dewayani menjelaskan delapan Aksi Konvergensi tersebut, yakni: Aksi pertama, Analisis Situasi dilaksanakan 6 Juni 2022 dengan hasil data cakupan sasaran layanan data supply dan pemetaan program sehingga dapat ditentukan lokasi fokus untuk penanganan Stunting.
Aksi kedua, penyusunan rencana kegiatan dilaksanakan 21 Juli 2022, untuk tahun berjalan dan tahun rencana, baik dari APBD, APBN, atau sumber pendanaan lainnya.
Aksi ketiga, Rembuk stunting, Kota Pematang Siantar sudah melaksanakan Rembuk Stunting yang melibatkan multi pihak (lintas OPD, perwakilan kecamatan, dan perwakilan kelurahan) yang dilaksanakan 21 September 2022.
“Kota Pematang Siantar sudah melaksanakan penandatanganan kesepakatan/komitmen bersama dengan multipihak/peserta Rembuk Stunting. Dalam hal ini Rembuk Stunting Kota Pematang Siantar sudah dipublikasikan di media cetak/elektronik melalui Dinas Komunikasi dan Informatika,” kata Hj Susanti Dewayani.
Aksi keempat, penyusunan regulasi percepatan penurunan Stunting.
Kemudian, Aksi kelima, Pembinaan Kader Pembangunan Manusia, di antaranya sosialisasi untuk penguatan 501 TPK di kantor Dinas PPKB selama 4 hari, serta pelaksanaan Mini Lokakarya di 8 kecamatan 7 kali dalam setahun untuk memastikan pembinaan dan pengamatan terhadap kinerja TPK dalam percepatan penurunan stunting di kecamatan.
Untuk aksi keenam, Manajemen data, dengan mengundang narasumber dari Tenaga Ahli Regional dalam rangka memaksimalkan penginputan data dalam Aksibangda sebagai salah satu data stunting.
Aksi ketujuh, pengukuran dan publikasi data stunting, yakni pengukuran balita dan publikasi data stunting serta pelaksanaan audit kasus stunting yang dilaksanakan 18 Oktober-29 November 2022, serta cakupan hasil pengukuran balita 13.983 (74,46 persen).
Terakhir, review kinerja tahunan, dilaksanakan 24 Februari 2023 di Ruang Rapat Bappeda Kota Pematang Siantar, membandingkan antara rencana dan realisasi capaian output (target kinerja), capaian outcome, penyerapan anggaran, dan kerangka waktu penyelesaian.
Kemudian, mengindentifikasi faktor-faktor yang menghambat pencapaian target output dan outcome dan merumuskan tindak lanjut perbaikan agar target kinerja dapat dicapai pada tahun berikutnya.
Dalam upaya percepatan penurunan stunting, lanjut, Pemko Pematang Siantar juga melakukan Praktik Baik (Best Practise), di antaranya Mak Iting (Marimbun Community Peduli Stunting), merupakan suatu komunitas sebagai wadah masyarakat yang ingin membantu mengatasi penurunan dan pencegahan stunting di Kecamatan Siantar Marimbun.
Sedangkan di Kecamatan Siantar Selatan, juga secara swadaya melalui masyarakat yang peduli terhadap keadaan anak-anak stunting di sekitar mereka.
Lalu, di Kecamatan Siantar Utara, camat bersama Forkopimcam mengunjungi rumah anak-anak terdampak stunting dan memberi PMT. Selain itu ada Aksi Bergizi Jumat Ceria (Cegah Remaja Putri Anemia), yang merupakan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar berupa pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri.
Selain itu, Pencanangan Program Ibu Hamil sehat, pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan anak stunting oleh Wali Kota.
Ditambah, pemberian sertifikat kepada bapak/bunda asuh stunting dalam kegiatan Hari Keluarga Nasional Kota Pematang Siantar.
“Ada juga kolaborasi Pemko Pematang Siantar, Kodim 0207/Simalungun, dan Persagi Kota Pematang Siantar dalam pemberian makanan tambahan untuk anak Stunting,” kata Hj Susanti Dewayani.
Kegiatan lainnya, Kapolres Pematang Siantar menyalurkan Bansos dari Mabes Polri dan Polda Sumut kepada keluarga beresiko stunting.
“Tahun 2022 adalah tahun pertama Kota Pematang Siantar menjadi lokus stunting,” kata Hj Susanti Dewayani.
Di hadapan sejumlah panelis, Hj Susanti Dewayani mengakui banyak kendala/hambatan yang dihadapi dalam upaya yang dilakukan Pemko Pematang Siantar dalam percepatan penurunan stunting di tahun 2022.
Namun hal terswbut dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi Pemko Pematang Siantar untuk lebih baik lagi di tahun berikutnya di bawah kepemimpinan Wali Kota Pematang Siantar selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Pematang Siantar. (Samsudin Harahap/***)