Catatan | INGOT SIMANGUNSONG
SEBENARNYA agak sungkan menjabarkan sinyal atau pesan “senyuman” yang membersit dari foto Bu Wali Kota Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani bersama anak-anak, di suasana SAFARI RAMADHAN Pemerintah Kota Pematang Siantar ke masjid-masjid.
Karena, ada ungkapan “biarlah gambar berbicara dengan seribu makna.”
Artinya, sudahlah, tidak perlu dibuat caption, agar maknanya mengalir sebebas-bebasnya. Terasa lebih originil dan natural.
Tetapi, kali ini, rasanya menjadi beda. Tidak cukup, membiarkan begitu saja gambar bicara, tanpa caption. Harus ada kata, yang dirangkai menjadi kalimat.
Tidak klop, jika kata tidak berperan. Karena kata dalam konteks pesan luar biasa tersebut, dengan kemasan apik hadirnya anak-anak, akan semakin tinggi pengayaan pesannya.
Kira-kira begitulah!!!
*****
SENYUM BU WALI, dibarengi senyum lepas anak-anak, adalah rasa syukur dan NIKMAT Ramadhan.
Bu Wali – dokter spesialis penyakit anak – tentu sudah tidak asing lagi dengan dunia anak-anak, yang puluhan tahun dilakoni.
Secara psikologis, anak-anak akan merasa lepas bebas, dalam dunia bermainnya, ketika seorang ibu mampu membaca bahasa tubuh anaknya.
Bu Wali – di bulan suci Ramadhan – mengekspresikan rasa damai dan silaturahmi melalui dunia anak-anak, yang dengan kegembiraannya menjalankan ibadah.
Kehadiran seorang ibu – pemimpin kota di masjid – disambut anak-anak itu, dengan cengkrama yang mengalir bebas, tanpa beban dan apa adanya.
Anak-anak merapat ke Bu Wali, sembari menjulurkan tangan, untuk merasakan bagaimana hangatnya tangan Bunda yang memimpin kota, dimana mereka mengecap ilmu pengetahuan dan dibesarkan menggapai harapan masa depan yang indah.
Di bulan suci Ramadhan 1444 H, menjadi sangat berbeda bagi anak-anak di Kota Pematang Siantar, karena anak-anak itu, akan bertemu dengan Bunda mereka. Dapat berkomunikasi langsung, dan bertanya atau mengungkapkan tentang apa saja.
Anak-anak itu, MERDEKA berkomunikasi dan berinteraksi dengan Bu Wali Kota.
*****
Melalui keceriaan anak-anak, yang demikian originil dan nature, di bulan suci Ramadhan, diharapkan dapat mengalir jernih pada ruang-ruang lainnya, dalam memajukan Kota Pematang Siantar, yang sehat, sejahtera dan berkualitas.
Adakalanya, kita menjadi patut memperhatikan anak-anak yang polos, originil dan nature tersebut, dalam menenangkan hati mau pun pikiran untuk membangun Kota Pematang Siantar.
Bu Wali – sungguh mumpuni – telah menunjukkan betapa dunia anak-anak, sebagai cermin mengembalikan ketulusan, kepolosan, keoriginilan dan kenaturan dalam membangun komunikasi untuk rasa kebersamaan.
Mari untuk lebih bijak membaca tanda-tanda, dengan tidak memaksakan apa yang ada dalam benak sendiri. Karena kebersamaan, hanya dapat terorganisir melalui hati yang damai.
Penulis, Ingot Simangunsong, pemimpin redaksi segaris.co, @sahabat susanti dewayani, inisiator @Jurnalis Ganjar Pranowo, pengurus Relawan DPP Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jejaring Dasa Sinaga