Catatan | INGOT SIMANGUNSONG
SETIAP pemimpin, memiliki cara tersendiri, dalam “mematahkan” permasalahan yang harus diselesaikannya, terkhusus yang berkaitan dengan “kursi kepenguasaan” yang hendak “diruntuhkan”.
Saya – sampai tulisan ini dikemas – belum pernah ketemu, apalagi berdialog dengan Wali Kota Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani, yang oleh anggota dewan terhormat, sedang giat-giatnya untuk dimakzulkan (diberhentikan dari jabatannya), dan sudah sampai ke Mahkamah Agung. Begitu, kata berita.
Hj Susanti Dewayani, adalah Wali Kota perempuan kedua di Provinsi Sumatera Utara, setelah Rohani Darus Danil (dua periode Wali Kota Tebingtinggi 1990-2000).
Persamaan kedua perempuan ini, sama-sama almamater Universitas Gajah Mada (UGM), dengan disiplin ilmu yang berbeda, yakni Hj Susanti Dewayani, fakultas kedokteran dan Rohani Darus Danil, fakultas hukum.
Pintar (smart), itu sudah tidak perlu diragukan, karena disiplin ilmu yang didalami kedua perempuan tersebut, sangat-sangat berkaitan dengan anatomi kemanusiaan (organ tubuh dan organ hukum). Luar biasa!!!
——
Sebagai seorang Ibu – dokter spesialis anak dan pemimpin Kota Pematang Siantar dengan luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk 268.254 jiwa (2021), dimana laki-laki berjumlah 132.615 jiwa dan perempuan 135.639 jiwa (termasuk di dalamnya anggota dewan terhormat) – Hj Susanti Dewayani yang sedang dihadapkan pada pemakzulan, tetap pada komitmennya, yakni membangun, membangun dan membangun.
Salah satu gerakan yang dilakukan Hj Susanti Dewayani adalah, bagaimana mengupayakan penurunan jumlah anak-anak yang terdampak stunting, yang tidak hanya sebagai permasalahan Kota Pematang Siantar, juga masalah nasional.
Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya.
Berdasarkan data WHO, suatu negara dikatakan mengalami masalah stunting bila jumlah kasusnya berada di atas 20%.
Sementara itu, berdasarkan data tahun 2018, jumlah kasus stunting di Indonesia adalah sebanyak 30,8%, atau tiga dari sepuluh anak Indonesia. Oleh karena itu, stunting masih menjadi masalah yang harus segera ditangani.
Hj Susanti Dewayani pun lebih memilih untuk fokus terhadap masalah stunting, ketimbang merepotkan diri memikirkan masalah pemakzulan dirinya.
“Penanganan stunting merupakan tanggung jawab kita bersama. Anak kita merupakan investasi kita, dan tabungan kita, serta generasi penerus bangsa,” kata Hj Susanti Dewayani.
*****
APA yang dilakukan Hj Susanti Dewayani – terlepas suka tidak suka – harus juga dilihat dari segi kebermanfaatannya bagi kepentingan orang banyak dan bangsa.
Hj Susanti Dewayani – sadar atau tidak – melalui gerakan beruntun dalam penanganan masalah anak-anak terdampak stunting, sedang memberikan pelajaran, tentang program yang berkaitan dengan kepentingan rakyat atau kepentingan bangsa.
Bagaimana Hj Susanti Dewayani, lebih mengutamakan kepentingan rakyat yang dipimpinnya (yang terdampak stunting), ketimbang memikirkan upaya pemakzulan dirinya.
The show must go on. Program kerakyatan harus berjalan. Anak-anak harus terselamatkan dari dampak stunting. Persentase stunting, harus secepatnya diselesaikan, dan harus lebih cepat dari upaya pemakzulan. Karena, yang terpenting adalah, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, harus terbebaskan dari dampak stunting.
Hj Susanti Dewayani, kelihatannya lebih tertarik untuk fokus dalam upaya penurunan angka stunting ke angka standard WHO, 20 persen atau di bawah 20 persen anak terdampak stunting. Jika memungkinkan menjadi, ZERO STUNTING dari pada PEMAKZULAN.
Upaya penyelamatan anak-anak dari dampak STUNTING, adalah kekuatan rakyat dalam mematahkan upaya PEMAKZULAN.
Bersama STUNTING – yang lebih berpihak pada kerakyatan – Hj Susanti Dewayani “PATAHKAN PEMAKZULAN”.
Rekam jejak digital STUNTING ini akan sampai ke MAHKAMAH AGUNG dengan hanya bermodalkan quota telekomunikasi.
Penulis, INGOT SIMANGUNSONG, pimpinan redaksi medionline segaris.co, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo, pengurus Relawan DPP Dulur Ganjar Pranowo, motivator Gerakan Daulat Desa Provinsi Sumatera Utara, inisiator Emak-Emak Jejaring Dasa Sinaga