MEDIAONLINE Segaris.co merayakan HUT I, Sabtu 4 Maret 2023. Ucapan selamat disampaikan Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berupa papan bunga. Kemudian, Ketua Umum DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Raden Zieo Suroto, penasehat Sabar Mangadoe dan pembina Antoni Lumban Raja serta Pendiri Aliansi Masyarakat Adat Nasional (AMAN), Abdon Nababan.
Mediaonline Segaris.co, juga menerima pesan melalui aplikasi WhatsApp dari Penasehat DPP DGP, Sabar Mangadoe yang isinya berupa pengharapan terhadap peranan Segaris.co di Pesta Demokrasi yang akan digelar pada tahun 2024 untuk Pileg, Pilpres dan Pilkada.
Berikut ini, pesan dari Penasehat DPP DGP, Sabar Mangadoe kepada Segaris.co:
“Selamat Ulang Tahun. Semoga Segaris.co dapat menjadi mediaonline yang berperan positif dalam Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, agar pesta besar demokrasi ini membangun kedaulatan rakyat dalam berpolitik memilih Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, Calon DPR-RI, Calon DPRD Provinsi serta Kabupaten dan Kota, Calon DPD-RI.
Dan kemudian memilih para Calon Kepala Daerah Gubernur, Bupati dan Walikota yang mau dan mampu bekerja sebagai pelayan rakyat, bangsa dan negara kita.
POLITIKUS BUSUK DAN WONG CILIK, SUBURKAN POLITIK UANG
Kami harapkan Segaris.co ikut mengawasi pelaksanaan pesta demokrasi ini agar berjalan secara Jujur dan Adil, Langsung dan Rahasia. Musuh terbesar demokrasi adalah semakin menyuburkan politik uang antara para Calon dengan para Pemilih dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah, atau #MBR atau populer disebut #WongCilik.
Data melaporkan bahwa 62% jumlah penduduk dewasa, atau pemilih hanya lulusan SLTP. Ini jumlah yang sangat banyak. Karena #WongCilik inilah yang menjadi sasaran dan mangsa empuk bagi para Calon yang Metoda andalannya adalah Politik Uang!!!
Para Calon yang menang karena metoda andalannya adalah Politik Uang,—- sebut saja mereka semua sebagai PoliTikus Busuk,—- sudah pasti akan membangun konspirasi jahat dengan para Pengusaha Hitam, Birokrat Korups dan para Penegak Hukum Bengis untuk menjajah dan menjarah rakyat, bangsa dan negaranya sendiri.
Dulu, Bung Karno menyebut mereka semua ini sebagai LONDO IRENG, lebih jahat dari Belanda Penjajah dan Penjarah!!
Kondisi ini bolak-balik disebut oleh Almarhum Buya Syafii Maarif bahwa Indonesia memasuki fase Demokrasi Tuna Adab. Dan kalau praktek Politik Uang ini terus semakin subur, maka yang terjadi adalah Demokrasi Tuna Adab Menuju Biadab!!” (Rilis/***)