YAYASAN Gugah Nurani Indonesia (GNI) menggelar acara “Stakeholders Meeting dan Launching Film Kampanye Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun” di Balai Desa Bulu Cina, yang dihadiri pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, sekolah-sekolah, kelompok masyarakat dan perwakilan dari PKK, Selasa (22/02/2023).
Project Manager GNI Medan, Anwar Suhut, mengatakan bahwa film pendidikan itu adalah media kampanye yang disiapkan untuk disosialisasikan kepada anak dan para orangtua dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak.
“Film ini kami kemas dengan fiksi dan membuat cerita yang menggambarkan realita pendidikan di Bulu Cina dan tantangan yang dihadapi anak dan para orangtua dalam menyekolahkan anaknya. Nanti kita akan buat banyak sekali nonton bareng,” kata Anwar, dalam rilisnya melalui pesan WhatsApp (WA), Jumat (24/02/2023).
Memiliki motivasi tinggi
Di video vlog tersebut, tokoh YUNANDA ADITYA, anak Desa Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang sedang menyelesaikan pendidikan Electronic Engineering di Hungaria.
Selain menyelesaikan pendidikannya, Yunanda juga sambil bekerja di perusahaan continental di Hungaria.
Yunanda Aditya menyampaikan bahwa dia bisa berada di Hungaria dan mendapatkan beasiswa karena memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan bersekolah.
“Sebagai anak dukungan GNI, saya aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan GNI. Kami diajari dan didorong untuk berani bermimpi, berani bercita-cita dan berani meraih cita-cita tersebut dengan percaya diri,” kata Yunanda Aditya, yang meyakini bahwa melalui pendidikan akan bisa merubah hidup dan memberikan kebahagiaan bagi keluarga.
Yayasan GNI, lembaga sosial yang berafiliasi dengan Good Neighbors International di Korea Selatan, berdiri pada tahun 1991. GNI memiliki misi dalam pemenuhan hak-hak anak yang ada di Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu hak anak yang diperjuangkan adalah hak anak atas pendidikan.
LURAH Kelurahan Simarito, Kecamatan Siantar Barat, Mardalina Bintang
Merasa terharus dan angka putus sekolah masih tinggi
Robi Krisna, Asisten Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan menyebutkan, “Saya juga sangat terharu melihat film pendidikan yang digarap oleh GNI, mengingatkan saya akan perjuangan orangtua saya dulu menyekolahkan saya.”
Kemudian, Anwar Suhut meyampaikan bahwa angka anak putus sekolah di Desa Bulu Cina masih tinggi.
Data yang dikonfirmasi dari perwakilan kepala dusun, pemerintah desa, dan kelompok masyarakat ketika GNI melakukan pemetaan persoalan pendidikan pada akhir tahun 2021, menyebutkan bahwa lebih dari 100 anak usia sekolah tercatat putus sekolah. Angka ini diperparah akibat pandemi yang terjadi sejak awal tahun 2020.
“Putus sekolah akan mengakibatkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, dan ini akan menyebabkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak untuk bertahan hidup akan sangat kecil. Sebagian besar dari mereka akhirnya menjadi pengangguran atau menjadi buruh kasar,” kata Anwar.
Anwar menyebutkan bahwa saat ini, GNI telah bekerja di 15 wilayah di 10 provinsi di Indonesia. Salah satu wilayah kerjanya berada di Desa Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. (Sipa Munthe/rilis/*)
PEMATANGSIANTAR -- SEGARIS.CO -- ANGGOTA DPRD Provinsi Sumatera Utara Fraksi Partai Gollar Dapil Sumut X Kota Pematangsiantar - Kabupaten Simalungun,...
PEMATANGSIANTAR — SEGARIS.CO -- Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menghadiri puncak Konser 154...
PEMATANGSIANTAR – SEGARIS.CO -- Pemerintah Kota Pematangsiantar meresmikan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik, Sabtu (26/04/2025) di Jalan Sang Naualuh, Kelurahan...
SAMOSIR – SEGARIS.CO -- Pemerintah Kabupaten Samosir memperingati Hari Otonomi Daerah (Otda) ke-29 dengan menggelar upacara di halaman Kantor Bupati,...