Dr. FRIEDA MANGUNSONG SIAHAAN, M.Ed, pengajar pada bidang Psikologi Pendidikan, yang memiliki kepakaran dalam bidang Pendidikan Khusus (Special Education).
Minat Frieda Mangunsong pada bidang Psikologi dan Perempuan, membuatnya menulis disertasi yang berjudul “Faktor intrapersonal, interpersonal, dan kultural pendukung efektivitas kepemimpinan perempuan pengusaha dari empat kelompok etnis di Indonesia” untuk memperoleh gelar Doktor dalam Bidang Psikologi.
Pengalaman Frieda Mangunsong yang banyak dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan bencana di Indonesia membuatnya sempat memegang jabatan sebagai Ketua Pusat Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Saat ini, Frieda Mangunsong menjadi Koordinator Program Magister Kekhususan Psikologi Bencana (Disaster Psychology).
OPTIMALISASI POTENSI ANAK: ”Ikuti Cara Kerja Otak”
Menurut Frieda Mangunsong, setelah tahu bagaimana otak bekerja dan membentuk pembelajaran, perlu diketahui pula bagaimana cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu optimalisasi potensi anak.
Jangan bosan menjawab pertanyaan anak dan penuhi kebutuhan otak anak Anda akan informasi dengan menyediakan berbagai sarana eksplorasi dan stimulasi: bacakan cerita, diskusi film, putar video, cari artikel di internet, permainan interaktif, ajak jalan-jalan, eksperimen, dan sebagainya.
Baca juga :
(PERENUNGAN) Pers BERMARTABAT
Sediakan pengalaman baru secara teratur sepanjang kehidupan: kunjungi tempat baru, lakukan aktivitas rekreasi baru, eksperimen baru, cicipi makanan baru, cari ide baru, bertemu orang baru. Hal ini akan memicu rasa ingin tahu dan kesenangan anak terhadap proses belajar (Buzan, 2005).
Rangsang sebanyak mungkin indera ketika belajar: penglihatan, pendengaran, sentuhan, pengecapan, dan penciuman.
Sambungkan pelajaran baru dengan apa yang sudah anak ketahui.
Baca juga :
Pernyataan Sikap Ketum Organ Relawan Ganjar Pranowo: “KAMI BERSYUKUR, NOEL HENGKANG dari BARISAN RELAWAN GANJAR”
Buatlah agar apa yang dipelajari anak terasa penting dengan mengkaitkan terhadap kehidupan kesehariannya, entah itu belajar perkalian, strategi kelola emosi, cara makan yang benar, berenang, cara naik angkutan, belajar sistem pencernaan, dan sebagainya.
Dalam memberikan instruksi pada anak, sebaiknya jangan beruntun melainkan bertahap, dan pastikan tidak ada banyak informasi dalam satu kali instruksi.
Perbanyak bergerak dan kegiatan outdoor. Olahraga dan senam otak (brain gym) memiliki manfaat yang sangat baik untuk mengaktifkan seluruh belahan otak (Demuth, 2011; Hannaford, 2005). Luangkan waktu 2-5 menit sebelum dan di tengah-tengah sesi belajar untuk mengaktifkan kesiapannya, dengan sesi peregangan singkat, jalan cepat, dan gerakan lintas-lateral (Jensen, 2008). Umumnya rentang konsentrasi anak adalah usia x 5 menit.
Ajarkan anak strategi untuk meningkatkan memori seperti jembatan keledai atau mnemonic.
Upayakan agar anak minum banyak air secara teratur, lebih banyak kesempatan menghirup udara segar, serta mengkonsumsi makanan yang variatif dan bergizi (Demuth, 2011). Salmon, telur, dan daging tanpa lemak mengandung lesitin yang dapat meningkatkan level kolin, zat yang berperan penting dalam pembentukan memori (Jensen, 2008).
Gunakan lagu-lagu familiar dan ubah kata-katanya menjadi hal yang Anda ingin anak pelajari (Jensen, 2008).
Hati-hati dengan sinyal elektromagnetis berlebihan dari HP, komputer, atau alat elektronik lainnya (Demuth, 2011).
Pastikan anak mengalami suatu proses pembelajaran yang positif, berikan rasa keberhasilan pada anak (Buzan, 2005). Upayakan agar anak belajar dalam suasana yang menyenangkan dan tidak membuat stres. Biarkan anak bermain, serta berikan umpan balik positif dan apresiasi kepada anak. (staff.ui.ac.id/***)