Oleh | Herry Soebhiantoro
UPAYA menjegal Ganjar Pranowo lewat pendiskreditan pribadinya terkuak. Kasusnya mirip kebohongan Ratna Sarumpaet dulu menjelang Pilpres 2019.
Kali ini yang dimainkan adalah protes warga Desa Wadas, Purworejo yang menolak proyek Bendungan Bener.
Di luar narasinya cukup seram, tapi warga yang dibawa ke Polres malah asyik main biliar di Polres Purworejo.
Menko Polhukam Mahfud MD pun mewanti-wanti penyebar video insiden di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
Dia mengatakan Polri hingga Badan Intelijen Negara (BIN) memiliki alat yang mengetahui video tersebut telah di-framing.
“Kepada yang suka mem-framing video seperti drama, itu saya kira supaya menyadari bahwa Polri, BIN, dan BAIS punya alat untuk tahu bahwa itu adalah framing buatan,” kata Mahfud usai melakukan rapat koordinasi terkait insiden Desa Wadas, Rabu (09/02/2022).
Mahfud memastikan tidak ada warga yang secara sengaja diamankan polisi. Kemudian, Mahfud mempersilakan siapa pun agar mengecek dan melihat secara langsung untuk memastikan bagaimana situasi dan kondisi di Desa Wadas sebenarnya.
Warga yang pro dan kontra
Mahfud menyampaikan sejumlah warga diamankan petugas karena terlibat bentrokan antar sesama warga yang pro dan kontra terhadap pembangunan Bendungan Bener.
Jadi, kata Mahfud, polisi terpaksa mengamankan mereka tanpa adanya tembakan senjata mau pun korban.
“Kenapa itu terjadi? Ada orang ribut di lapangan ketika mau diamankan lari ke rumah penduduk ya diangkut dari rumah penduduk itu, bukan dipaksa pergi dari rumahnya tapi diangkut karena dia lari ke rumah penduduk bahwa di dalam kerumunan itu mungkin saja terpaksa ada tindakan yang agak tegas itu mungkin tidak bisa dihindarkan tapi tidak ada satu pun letusan senjata dan satu pun yang jadi korban,” katanya.
Seperti diketahui, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, melakukan pengukuran lahan kuari di Desa Wadas, Kecamatan Bener, yang akan dibangun Bendungan Bener. Di sisi lain, warga yang menolak menggelar aksi dan berujung ricuh hingga akhirnya puluhan orang diamankan petugas.
Ada provokasi dari warga
Pelaksanaan proses pengukuran diawali dengan pembagian petugas menjadi 10 tim. Dari pengamatan, proses pengukuran itu berjalan lancar. Di sisi lain, warga yang menolak mulai menggelar aksi hingga berujung ricuh karena diduga ada beberapa provokasi dari warga.
“Situasi dan kondisi di Wadas sekarang ini normal dan kondusif, seluruh warga yang kemarin sempat diamankan di Mapolres Purworejo sudah dilepaskan semua sehingga saat ini semua sudah kembali ke rumah masing-masing dan sama sekali tidak ada korban atau penyiksaan,” kata Mahfud.
Mahfud menegaskan informasi yang beredar melalui media sosial bahwa situasi Desa Wadas yang disebut mencengkam tidaklah benar. Mahfud mempersilakan masyarakat yang tidak percaya untuk mengecek langsung ke lokasi.
Ganjar Pranowo sewa dua bus
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menunjukkan empatinya terhadap masalah yang sedang dihadapi warga desa, dengan menyewa dua unit bus untuk mengantar pulang warga Desa Wadas yang sebelumnya diamankan polisi, Rabu (09/02/2022).
Bahkan Ganjar Pranowo menyampaikan, sebelum pulang, warga sempat berkomunikasi dengan dirinya lewat video call.
Satu di antaranya dengan Nurhadi, warga penolak quarry Wadas yang videonya viral ketika ditangkap polisi.
“Saya sempat video call, karena ada beberapa teman yang di sana, satu namanya kalau tidak salah pak Nurhadi. Itu yang digambar digotong-gotong, ditarik-tarik itu, terus Pak Nurhadi bilang ‘saya yang viral itu lho pak’,” kata Ganjar Pranowo.
Dalam obrolan daring itu Ganjar menanyakan kesehatan Nurhadi dan warga lainnya. Ia meminta warga yang mengeluh sakit untuk diperiksa ke rumah sakit.
“Kalau ada yang sakit-sakit mbok diantar ke rumah sakit nanti saya bantu. Sampai hari ini sih belum ada laporan, mudah-mudahan sehat ya,” kata Ganjar Pranowo.
Kemudian, obrolan berlanjut hingga warga mengatakan tidak mau diantar dengan mobil polisi. Ganjar kemudian menawarkan diantar dengan bus. Warga ternyata bersedia.
Ganjar pun menyewa dua unit bus untuk mengantar warga pulang. Bahkan menjelang pulang, warga diberi bingkisan.
Ruang dialog bagi warga
Ganjar Pranowo – dalam menangani masalah tersebut – terus mengusahakan ruang dialog bagi warga yang masih menolak penambangan andesit untuk proyek Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo.
Salah satunya dengan menggandeng para ahli untuk diskusi dan berdialog dengan warga. Seperti diketahui, sejumlah warga menganggap aktivitas penambangan berpotensi merusak lingkungan.
“Terhadap kawan-kawan yang belum setuju, yang kemarin ada isu soal quarry, potensi lingkungan yang akan rusak, kondisi geologis yang ada di sana, saya kira itu butuh ruang untuk menjelaskan sehingga para ahli akan bisa diberikan ruang dan waktu untuk bisa menjelaskan kepada mereka,” kata Ganjar Pranowo.
Selain para ahli, Ganjar Pranowo juga akan melibatkan Komnas HAM dalam diskusi dengan warga. Hal itu juga telah disampaikan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam) Mahfud MD dan stakeholder terkait penyelesaian masalah di Desa Wadas beberapa waktu lalu.
“Saya sampaikan ruang dialog yang harus dibuka dengan melibatkan banyak tokoh termasuk dari Komnas HAM. Itu kami sampaikan kepada beliau,” kata Ganjar, dalam keterangannya, Kamis (10/02/2022).
Jadi, komentar dari Kontras, Komnas HAM, YLBHI dan LBH Yogyakarta dan beberapa tokoh politik seperti Muhaimin Iskandar, Anwar Abbas, dan yang lainnya juga, merupakan provokasi tidak berdasarkan fakta di lapangan, lho!!!
Oo, ketahuan rekayasanya… Ternyata plintiran “gosong” Desa Wadas!!!