SELAIN masalah ketersediaan pasokan barang, kenaikan harga juga menjadi salah satu pemicu tingginya inflasi. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mencatat bahwa sejumlah komoditi pangan telah mengalami kenaikan harga hingga 20 persen sejak dua pekan terakhir pada Desember 2022.
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara (Setdaprovsu), Naslindo Sirait, menyampaikan hal itu, Kamis (22/12/2022), dalam keterangan persnya terkait perkembangan harga komoditi pangan yang mempengruhi angka inflasi daerah, di Ruang Rapat Lantai VIII Kantor Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Jalan Diponegoro, Medan.
Lebih lanjut Naslindo mengungkapkan bahwa tingkat inflasi di Sumut hingga November 2022 sudah mencapai lima persen.
Sementara targetnya hingga akhir tahun dapat bertahan di bawah itu. Namun hingga pekan kedua Desember 2022, kenaikan sudah berada pada kisaran 0,5 persen, sehingga perlu upaya untuk menahan laju inflasi di 0,4 persen.
“Ke depan, kita harus dapat menahan laju inflasi ke kisaran 0,4 persen agar target inflasi di bawah lima persen dapat dicapai di akhir tahun,” katanya.
Adapun penyebab terjadinya kenaikan harga yang memicu tingginya inflasi di Sumut, berdasarkan temuan di lapangan, ternyata ada beberapa komoditas yang didistribusikan ke luar Sumut. Sementara kebutuhan dalam provinsi sendiri, tidak kalah besarnya.
“Contoh temuan di lapangan pada satu produsen telur ayam, yang mendistribusikan produksinya keluar Sumut. Misalnya kiriman ke Jakarta mencapai 9.616 ikat, Aceh 943 ikat dan Batam 3.710 ikat (15 kg per ikat),” katanya.
Baca juga :
Pemprovsu bantu korban banjir Kota Tebing Tinggi
Sedangkan untuk distribusi di Sumut, khususnya ke Medan, 5.555 ikat. Artinya ada 71 persen yang keluar dan hanya 29 persen yang didistribusikan di dalam provinsi. Hal ini menjadi salah satu penyebab kenaikan harga.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditi cabai merah. Berdasarkan data perkembangan harga komoditas pangan selama dua pekan di Desember 2022, cabai merah mengalamai kenaikan signifikan 20 persen, dari Rp 28.868/kg di awal Desember, menjadi Rp 34.930/kg per 16 Desember.
Begitu juga cabai rawit hijau yang naik 16 persen selama dua pekan. Telur ayam ras naik 3,4 persen, daging ayam 2,9 persen, dan ikan gembung 1,2 persen. Kenaikan ini masih memungkinkan untuk bergerak, mengingat semakin dekatnya momentum perayaan hari Natal dan tahun baru (Nataru) 2022 – 2023.
Baca juga :
KAMPANYE #BumilSehat, Hj Susanti Dewayani: “PEMERIKSAAN KEHAMILAN untuk menghindari RESIKO STUNTING”
Disamping itu, harga ikan saat ini di pasaran, sangat fluktuatif, disebabkan cuaca ekstrim yang sampai sekarang masih terus terjadi. Akibatnya, harga ikan menjadi mahal sebab nelayan sulit melaut dalam cuaca ekstrim.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga tersebut, Naslindo mengatakan, Pemprovsu merancang lima strategi pengendalian inflasi di sisa waktu sepekan terakhir Desember 2022, yakni meminta seluruh kabupaten/kota menggelar pasar murah secara masif, terutama di lima kota IHK (Indeks Harga Konsumen) seperti Medan, Pematang Siantar, Padang Sidimpuan, Gunung Sitoli dan Sibolga.
Termasuk melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke produsen atau gudang penyimpanan, agar tidak ada spekulan yang menahan dan menimbun barang pokok menjelang Nataru.
Kemudian meminta PD Pasar untuk menjadi distributor kebutuhan pokok seperti telur, gula, minyak goreng dan tepung sehingga saluran distribusi menjadi banyak dan tidak dimonopoli pengusaha tertentu.
Baca juga :
Serahkan BLT DBH-CHT, Hj Susanti Dewayani: “MEMBERIKAN RASA KEADILAN DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN”
“Hal itu dapat memotong mata rantai distribusi menjadi lebih pendek. Karena semakin panjang mata rantainya, membuat harga semakin mahal,” ucapnya.
Selanjutnya kata Naslindo, Pemprovsu meminta para produsen agar mengutamakan pemenuhan kebutuhan pasar di Sumut.
Terakhir, menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk melakukan perdagangan guna memenuhi beberapa komoditas yang masih defisit seperti bawang putih dan bawang merah yang saat ini masih dipasok dari luar Sumut, bekerja sama dengan petani di Brebes, Jawa Tengah.
Naslindo mengingatkan agar masyarakat untuk tidak khawatir dengan ketersediaan barang agar tidak terjadi panic buying.
“Masyarakat dihimbau untuk tidak mudah terhasut oleh informasi bohong sehingga melakukan panic buying. Jadi, kita minta agar masyarakat dapat belanja secara bijak,” kata Naslindo. (Sipa Munthe/***)