Oleh | Ingot Simangunsong
SETIAP orang sering memilih duduk di pojokan karena beberapa alasan psikologis dan praktis:
Rasa Aman dan Nyaman – Pojok memberikan perlindungan dari gangguan di belakang, sehingga seseorang bisa lebih fokus dan merasa tenang.
Ini berkaitan dengan insting bertahan hidup manusia yang ingin memiliki pandangan luas tanpa risiko ancaman dari belakang.
Privasi Lebih Terjaga – Duduk di pojokan mengurangi interaksi langsung dari berbagai arah, sehingga cocok bagi orang yang ingin menyendiri atau menghindari gangguan.
Kontrol terhadap Lingkungan – Dari pojokan, seseorang bisa melihat keseluruhan ruangan tanpa menjadi pusat perhatian. Ini memberi rasa kendali terhadap situasi di sekitarnya.
Menghindari Interaksi Sosial Berlebih – Beberapa orang, terutama introvert, lebih nyaman berada di pojokan untuk menghindari kontak mata langsung atau percakapan yang tidak diinginkan.
Faktor Kebiasaan dan Psikologis – Banyak orang sudah terbiasa duduk di pojokan sejak kecil, misalnya di kelas atau di rumah, sehingga menjadi pilihan alami di tempat umum seperti kafe atau restoran.
Suasana yang Lebih Tenang – Pojok sering kali lebih tenang dibanding bagian tengah ruangan yang lebih sibuk dan bising.
Alasan ini sering terjadi tanpa disadari, tetapi secara naluriah mencerminkan kebutuhan manusia akan kenyamanan dan rasa aman.
Bentuk ketakutan atau ketertutupan
Tidakkah memilih duduk di pojokan sebagai bentuk ketakutan atau ketertutupan.
Tergantung konteksnya. Memilih duduk di pojokan bisa mencerminkan kebutuhan akan rasa aman atau kenyamanan, tapi tidak selalu berarti ketakutan atau ketertutupan.
Jika Dilihat dari Perspektif Rasa Aman – Beberapa orang merasa lebih nyaman jika memiliki kendali terhadap lingkungan sekitar. Ini bukan semata bentuk ketakutan, tetapi lebih ke preferensi untuk mengurangi risiko kejutan atau gangguan yang tak terduga.
Jika Terkait dengan Ketertutupan – Memang benar bahwa orang yang cenderung pemalu, introvert, atau memiliki kecemasan sosial mungkin lebih suka duduk di pojokan untuk menghindari interaksi. Namun, ini juga bisa menjadi strategi agar mereka bisa tetap berada di ruang publik tanpa merasa tertekan.
Jika Sebagai Pilihan Strategis – Banyak orang memilih duduk di pojokan bukan karena takut, tetapi karena alasan praktis, seperti lebih mudah mengamati suasana, lebih tenang, atau agar bisa lebih fokus bekerja atau membaca.
Jadi, duduk di pojokan bisa berarti ketakutan dan ketertutupan bagi sebagian orang, tetapi bagi yang lain, itu adalah bentuk kenyamanan dan strategi mengelola lingkungan. [***]