Catatan | Ingot Simangunsong
BIDAN pertama di dunia tidak diketahui secara pasti karena praktik kebidanan sudah ada sejak zaman kuno, bahkan sebelum sejarah tertulis.
Namun, dalam catatan sejarah, salah satu tokoh kebidanan paling awal yang diketahui adalah Agnodike, seorang perempuan dari Athena, Yunani Kuno, yang hidup sekitar abad ke-4 SM.
Menurut legenda, Agnodike menyamar sebagai laki-laki untuk belajar pengobatan di bawah bimbingan Herophilos, karena pada saat itu perempuan dilarang menjadi dokter.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia mengungkapkan identitas aslinya dan menjadi salah satu bidan pertama yang tercatat dalam sejarah.
Selain Agnodike, praktik kebidanan juga telah dilakukan di berbagai peradaban kuno seperti Mesir, Mesopotamia, dan India, dengan para perempuan berpengalaman membantu persalinan di komunitas mereka.
Luput dari ancaman hukuman mati
KETIKA penyamaran Agnodike terbongkar, ia menghadapi ancaman hukuman berat. Menurut legenda, para dokter pria di Athena merasa tersaingi karena banyak perempuan lebih memilih Agnodike sebagai bidan dan dokter mereka.
Mereka menuduhnya sebagai pria yang menyalahgunakan kepercayaan pasien wanita dan membawanya ke pengadilan.
Dalam persidangan, Agnodike akhirnya mengungkapkan bahwa ia sebenarnya seorang perempuan.
Namun, hal ini justru memicu kemarahan lebih lanjut karena di Athena saat itu, perempuan dilarang mempraktikkan pengobatan.
Ia hampir dijatuhi hukuman mati, tetapi banyak perempuan bangsawan yang pernah ia bantu bersalin datang membelanya.
Mereka bersaksi bahwa Agnodike telah menyelamatkan nyawa mereka dan anak-anak mereka.
Simbol perjuangan perempuan dalam dunia medis
KARENA tekanan besar dari para perempuan, hukum Athena akhirnya diubah untuk mengizinkan perempuan menjadi bidan atau dokter bagi sesama perempuan. Kisah Agnodike pun menjadi simbol perjuangan perempuan dalam dunia medis.
Perjuangan Agnodike membawa beberapa pencapaian penting dalam dunia medis, terutama bagi perempuan dalam bidang kebidanan dan pengobatan.
Berikut beberapa kontribusinya:
Membuka Jalan bagi Perempuan di Dunia Medis
SEBELUM Agnodike, perempuan di Athena dilarang mempraktikkan pengobatan. Setelah kasusnya, hukum diubah untuk mengizinkan perempuan menjadi bidan dan dokter bagi sesama perempuan.
Ini menjadi titik awal bagi keterlibatan perempuan dalam dunia medis.
Meningkatkan Kepercayaan Perempuan terhadap Perawatan Medis
PADA masanya, banyak perempuan enggan ditangani oleh dokter laki-laki karena norma sosial yang ketat.
Kehadiran Agnodike sebagai bidan perempuan membuat lebih banyak perempuan mencari bantuan medis selama kehamilan dan persalinan, mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Membuktikan Kompetensi Perempuan dalam Ilmu Kedokteran
AGNODIKE membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi dokter atau bidan yang andal, sama seperti laki-laki.
Keberaniannya dalam menempuh pendidikan kedokteran dan praktik kebidanan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Menunjukkan Pentingnya Pendidikan Kedokteran bagi Perempuan
DENGAN menyamar sebagai laki-laki untuk belajar kedokteran, Agnodike menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan untuk mempelajari dan mempraktikkan ilmu medis jika diberi kesempatan. Ini menjadi dasar bagi perjuangan perempuan dalam bidang medis di masa-masa berikutnya.
Kisah Agnodike mungkin bersifat legendaris, tetapi maknanya sangat penting dalam sejarah perjuangan perempuan di dunia kedokteran. [dari berbagai sumber/***]