Catatan | ingot simangunsong
[Tulisan ini adalah sumbangsih medionline Segaris.co bagi penguatan gerakan Dasa M Sinaga sebagai wakil rakyat (dari Partai Golkar Dapil Sumut X Kota Pematangsiantar – Kabupaten Simalungun) di DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Tagline “Dasa Sinaga Marsiadapari”, datang dengan semangat saling membantu dan bekerja sama dalam pembangunan, adalah penguatan gerakan politik.]
MARSIADAPARI, sebuah nilai kearifan lokal yang mencerminkan semangat gotong royong dan saling membantu dalam budaya Batak, menjadi prinsip utama dalam kegiatan yang dilakukan oleh Dasa Sinaga, seorang wakil rakyat di Provinsi Sumatera Utara.
Sebagai anggota dewan yang aktif turun ke masyarakat, Dasa Sinaga akan terus mendorong implementasi nilai marsiadapari dalam berbagai aspek pembangunan, khususnya di daerah pemilihannya.
Marsiadapari dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi
DASA SINAGA memahami bahwa pembangunan tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Oleh karena itu, ia mendorong semangat marsiadapari dalam proyek-proyek infrastruktur desa, seperti pembangunan jalan, irigasi, dan fasilitas umum lainnya.
Dengan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan gotong royong, pembangunan menjadi lebih cepat dan memiliki rasa kepemilikan yang tinggi di kalangan warga.
Di sektor ekonomi, Dasa Sinaga akan menggalang kerja sama antara petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro melalui program koperasi dan bantuan permodalan.
Dengan prinsip saling mendukung dan berbagi informasi, para pelaku usaha kecil didorong untuk berkolaborasi guna meningkatkan kesejahteraan bersama.
Tarombo, Edukasi, Informasi, dan Hiburan ala reses WAKIL RAKYAT [GOLKAR]
Marsiadapari dalam bidang pendidikan dan sosial
DALAM bidang pendidikan, Dasa Sinaga akan aktif mendorong program beasiswa bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu serta peningkatan kualitas sekolah melalui kerja sama dengan pihak swasta dan pemerintah daerah.
Ia juga mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan bimbingan belajar gratis dan penyediaan fasilitas sekolah melalui sistem donasi sukarela.
Di sektor sosial, ia akan kerap menginisiasi kegiatan bakti sosial seperti pembagian sembako, bantuan kesehatan, serta perbaikan rumah warga kurang mampu dengan melibatkan komunitas lokal. Semua kegiatan ini dijiwai semangat marsiadapari, di mana mereka yang memiliki kelebihan membantu sesama yang membutuhkan.
Marsiadapari sebagai perekat politik dan masyarakat
SEBAGAI wakil rakyat, Dasa Sinaga juga menerapkan nilai marsiadapari dalam membangun komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
Ia aktif mendengarkan aspirasi warga dan memperjuangkannya di tingkat legislatif. Dengan pendekatan ini, ia berhasil menjembatani kepentingan rakyat dengan kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan bersama.
Keberhasilan Dasa Sinaga dalam menghidupkan semangat marsiadapari di Sumatera Utara tidak hanya mempererat persatuan masyarakat, tetapi juga mempercepat pembangunan daerah.
Sebagai wakil rakyat, ia membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong, banyak permasalahan dapat diselesaikan secara bersama-sama demi kemajuan yang lebih merata.
Meski pun marsiadapari—semangat gotong royong dalam budaya Batak—adalah nilai yang kuat dan positif, penerapannya dalam pembangunan dan kehidupan sosial di Sumatera Utara tidak selalu berjalan tanpa hambatan.
Berikut beberapa tantangan spesifik yang dihadapi dalam menjalankan prinsip marsiadapari, terutama dalam konteks peran Dasa Sinaga sebagai wakil rakyat:
1. Individualisme dan menurunnya semangat gotong royong
PERKEMBANGAN zaman dan pengaruh budaya luar menyebabkan perubahan pola pikir masyarakat, di mana banyak yang mulai lebih fokus pada kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama.
Hal ini mengurangi partisipasi aktif warga dalam kegiatan berbasis gotong royong.
Solusi:
Dasa Sinaga perlu terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya marsiadapari, baik melalui program sosialisasi maupun dengan memberikan insentif bagi komunitas yang aktif menerapkan gotong royong.
2. Kurangnya dukungan sumber daya dan anggaran
BANYAK program yang membutuhkan keterlibatan masyarakat, tetapi keterbatasan dana dan sumber daya menjadi kendala.
Tanpa dukungan finansial yang memadai, semangat marsiadapari bisa berkurang karena masyarakat merasa terbebani secara ekonomi.
Solusi:
Mendorong keterlibatan sektor swasta, CSR perusahaan, serta kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran yang mendukung inisiatif berbasis gotong royong.
3. Konflik kepentingan dalam masyarakat
DALAM beberapa kasus, perbedaan kepentingan politik, ekonomi, atau sosial membuat sebagian kelompok enggan bekerja sama.
Hal ini bisa menjadi hambatan besar dalam menerapkan marsiadapari, terutama jika ada pihak yang merasa tidak diuntungkan.
Solusi:
Dasa Sinaga perlu berperan sebagai mediator untuk menyatukan berbagai kelompok masyarakat, mendorong dialog terbuka, serta memastikan bahwa semua pihak mendapatkan manfaat dari kerja sama gotong royong.
4. Kurangnya kesadaran dan partisipasi generasi muda
GENERASI muda cenderung lebih sibuk dengan teknologi dan aktivitas pribadi dibandingkan dengan kegiatan sosial. Akibatnya, mereka kurang terlibat dalam kegiatan berbasis marsiadapari.
Solusi:
Mengembangkan program berbasis komunitas dan teknologi yang menarik minat anak muda, seperti gotong royong berbasis digital atau kegiatan sosial yang dikombinasikan dengan hiburan dan pendidikan.
5. Birokrasi yang tumit dan kurangnya dukungan pemerintah
KADANG-kadang, regulasi atau kebijakan yang tidak fleksibel menghambat inisiatif gotong royong.
Misalnya, dalam proyek infrastruktur berbasis marsiadapari, perizinan yang berbelit-belit bisa menghambat pelaksanaan.
Solusi:
Dasa Sinaga sebagai wakil rakyat bisa mendorong kebijakan yang lebih mendukung praktik marsiadapari, seperti penyederhanaan birokrasi dalam proyek berbasis partisipasi masyarakat.
Kesimpulan
Meski pun ada banyak tantangan dalam menerapkan marsiadapari, solusi yang tepat dapat memastikan nilai ini tetap hidup dan berkembang di masyarakat Sumatera Utara.
Dengan komitmen kuat dari pemimpin seperti Dasa Sinaga serta partisipasi aktif masyarakat, semangat gotong royong tetap bisa menjadi fondasi utama dalam membangun daerah yang lebih maju dan sejahtera.
HORAS … Beta hamu MARSIADAPARI!!!
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi Segaris.co, penggagas gerakan “Dasa Sinaga MARSIADAPARI.”