TOBA — SEGARIS.CO — LIMA situs geopark di Kabupaten Toba saat ini berstatus “kartu kuning” dari UNESCO.
Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark berupaya mengembalikan status tersebut menjadi hijau melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Toba.
Hal itu disampaikan General Manager Badan Pengelola, Azizul Kholis, dalam audiensi bersama Bupati Toba, Effendi Sintong Panangian Napitupulu, dan Wakil Bupati di Ruang Kerja Bupati, Selasa (11/03/2025).
Dalam pertemuan itu, Azizul meminta dukungan Pemkab Toba untuk merevitalisasi sejumlah geosite, terutama dalam hal penyediaan papan informasi dan penunjuk jalan.
“Juni hingga Juli nanti, UNESCO akan kembali meninjau situs geopark kita. Ini peluang bagi kita untuk mengembalikan status geosite ke kategori hijau. Jika tidak, kita bisa terdepak dari daftar UNESCO Global Geopark,” tegasnya.
Bupati Toba merespons positif permintaan tersebut, meski mengakui keterbatasan anggaran.
“Kami siap membantu, tetapi tidak bisa untuk semua geosite. Fokus utama kita adalah lokasi yang akan dikunjungi UNESCO. Kami minta mereka memberikan desain dan ukurannya terlebih dahulu, lalu kita upayakan dari dana efisiensi,” ujarnya.
Adapun lima geosite yang mendapat peringatan dari UNESCO adalah Air Terjun Situmurun (Kecamatan Lumbanjulu), Taman Eden (Kecamatan Lumbanjulu), Batu Basiha (Kecamatan Balige), Desa Meat (Kecamatan Tampahan), dan Liang Sipege (Kecamatan Balige).
Dengan tinjauan ulang yang semakin dekat, dukungan Pemkab diharapkan mampu menyelamatkan status Toba Caldera sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark. [Paber Simanjuntak/***]