catatan | ingot simangunsong
[TULISAN ini terinspirasi dari apa yang dikemas DASA M SINAGA SE, anggota Fraksi Partai Golkar/Komisi D DPRD Sumatera Utara, saat gelar Pelaksanaan Kegiatan Reses II Tahun Sidang I 2024 – 2025 di Daerah Pemilihan X Kota Pematangsiantar – Kabupaten Simalungun pada 4 Maret hingga 13 Maret 2025.]
APA yang diharapkan [diperlukan] rakyat [konstituen] dari seorang wakil rakyat yang menggelar reses di daerah pemilihannya?
Ada 4 hal yang patut menjadi perhatian seorang wakil rakyat sebelum berhadapan dengan konstituen.
Keempat hal itu, adalah; masalah edukasi, informasi dan hiburan. Kemudian, satu hal lainnya yang menjadi sangat penting, adalah bagaimana seorang wakil rakyat, menguasai dan memahami silsilah [tarombo].
Reses II Dasa Sinaga di Marihat Raja, warga cerita kalau musim hujan anak-anak tidak sekolah
Tarombo media penguatan komunikasi
TAROMBO [silsilah], menjadi salah satu yang terpenting, untuk dipahami atau dikuasai seorang wakil rakyat saat berhadapan langsung dengan konstituen.
Torombo tidak hanya sebatas yang ada lingkungan suku Batak, tetapi pada suku lainnya juga, menjadi sangat wajib untuk dipahami para wakil rakyat.
Dasa Sinaga — sebagai pendatang baru di panggung politik melalui Partai Golkar — benar – benar menyadari bahwa tarombo merupakan media penguatan komunikasi dengan konstituen.
Dasa Sinaga sangat komunikatif, saat memaparkan silsilahnya. Kemudian, naluri “mangkuling mudar” itu pun dihidupkannya dengan menanyakan apakah ada konstituen yang semarga dengan dirinya, semarga dengan ibunya dan semarga dengan istrinya.
Di sesi tarombo ini, Dasa Sinaga sudah mendapatkan nilai plus dukungan, karena tarombo itu, adalah kekuatan tersembunyi, dan jika dikelola dengan sebaik mungkin, akan membuahkan hasil yang luar biasa.
Dasa Sinaga paham hal tersebut dan melakukannya dengan sebaik mungkin.
Edukasi yang tidak menggurui
RAKYAT [konstituen] sebagai basis gelar reses, hadir untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagi desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota, dimana wakil rakyat menerima aspirasi.
Seberapa banyak aspirasi yang disampaikan, wakil rakyat harus mumpuni mengedukasi, agar konstituen dapat memahami bahwa aspirasi dapat diperjuangkan melalui kebersamaan, sinerjitas dan kolaborasi.
Seperti yang diungkapkan Dasa Sinaga, sinerjitas dan kolaborasi melalui komunikasi yang efektif sangat diperlukan dalam pencapaian aspirasi untuk satu tujuan peningkatan kualitas pembangunan di satu daerah.
Dasa Sinaga mengungkapkan, perbedaan pilihan di pemilihan wakil rakyat [legislatif] dan kepala daerah [bupati], jangan menjadi penghalang, tetapi kita jadikanlah sebagai perekat kebersamaan, karena siapa pun yang memimpin, harapan kita akan membawa perubahan.
“Harapan akan terwujud jika kita bersatu. Rakyat bersatu dengan pangulu [kepala desa]. Pangulu bersinerji dan berkolaborasi dengan pemerintah kecamatan, kabupaten, anggota dewan kabupaten, hingga ke provinsi maupun pusat. Ini yang perlu kita lakukan bersama,” kata Dasa Sinaga yang mengingatkan tentang mengedukasi yang tidak menggurui.
Informasi yang tidak menggamangkan
RAKYAT [konstituen], wajib disampaikan informasi yang baik, tidak menggamangkan dan bukan hoax.
Ada yang perlu diinformasikan kepada konstituen dengan bahasa yang lugas dan masuk akal, yang berkaitan dengan ungkapan, seakan-akan kehadiran seorang wakil rakyat, layaknya sinterklas yang membawa hadiah yang sudah tersedia.
Wakil rakyat diharapkan mampu memberikan penjelasan, bahwa dirinya tidaklah hadir sebagai super power. Justru super power itu, ya rakyat [konstituen].
Dasa Sinaga menginformasikannya dalam bahasa lugas, yaitu membangun komunikasi yang komunikatif, membangun sinerjitas, membangun kolaborasi dalam bingkai kebersamaan untuk mencapai terealisasinya aspirasi.
Hiburan itu, ya wakil rakyat
WAKIL rakyat itu, ya hiburan. Wakil rakyat itu, ya nyanyian.
Sepertinya, wakil rakyat diwajibkan mampu tampil sebagai penyanyi. Tetapi, tidak pula sebagai penyanyi yang tampil dengan satu lagu hafalan saja. Kenapa? Harus juga mampu untuk menyanyikan lagu permintaan konstituen.
Bagi Dasa Sinaga, menutup pelaksanaan reses dengan menyanyikan sebuah lagu, merupakan nilai plus.
Bernyani, tidak hanya sebatas hiburan saja, tetapi menjadi media pengingat bagi konstituen. Ya, reses akan menjadi bermanfat, jika semua pihak dapat sinerjis, kompak, dan berkolaborasi.
Jika hal ini dapat diterapkan dalam perjalanan menuju 2029 – 2034, maka suara Partai Golkar akan bertambah di Dapil 10 Kota Pematangsiantar – Kabupaten Simalungun. Semoga.
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi Mediaonline Segaris.co