MEDAN — SEGARIS.CO – Menteri Koordinator (Menko) Pangan RI, Zulkifli Hasan memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan Provinsi Sumatera Utara, Selasa (21/01/2025), di Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan. Rakor ini dihadiri oleh Pj. Gubernur Sumut Agus Fatoni, Forkopimda Sumut, kepala daerah se-Sumut, serta pimpinan lembaga terkait.
Bupati Samosir Vandiko T. Gultom hadir didampingi Kepala Dinas Ketapang Pertanian, Tumiur Gultom dan Kepala Dinas Kominfo Immanuel Sitanggang.
Dalam Rakor ini, berbagai agenda strategis dibahas untuk mendukung swasembada pangan nasional, termasuk peningkatan jaringan irigasi, distribusi pupuk bersubsidi, penyediaan bibit unggul, hingga penguatan food estate dan riset genomik pertanian.
Zulkifli Hasan menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah guna mencapai target swasembada pangan yang merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto.
“Swasembada pangan adalah kunci kejayaan petani dan fondasi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Kita semua harus bekerja keras demi mewujudkannya,” ujar Zulkifli.
Akhir Januari, Erni Ariyati Sitorus dilantik sebagai Ketua DPRD Sumut
Anggaran dan program ketahanan pangan
Menko Pangan menyampaikan bahwa alokasi anggaran ketahanan pangan nasional tahun 2025 telah ditetapkan Rp144,6 triliun.
Dari jumlah tersebut, Rp59,42 triliun dialokasikan melalui kementerian dan lembaga. Selain itu, harga gabah dan jagung telah dinaikkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Harga gabah naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500, sementara harga jagung naik dari Rp5.000 menjadi Rp5.500.
Produksi pangan juga menunjukkan tren peningkatan signifikan.
“Produksi Februari naik 60 persen, Maret 50 persen, dan April 50 persen dibanding tahun lalu. Hal ini menjadi kabar baik bagi ketahanan pangan nasional,” tambahnya.
Potensi dan kendala pertanian Sumut
Pj. Gubernur Sumut Agus Fatoni mengungkapkan bahwa sektor pertanian di Sumut memiliki potensi besar, terutama di bidang perkebunan, perikanan, dan pertanian.
Hasil perkebunan seperti cokelat, cengkeh, kelapa, dan kopi terus menunjukkan performa positif di pasar.
Namun, masih ada sejumlah kendala yang perlu diatasi, seperti distribusi pupuk, kekurangan penyuluh pertanian, dan sistem irigasi yang memerlukan perbaikan.
Sumut saat ini kekurangan 3.142 penyuluh pertanian berdasarkan standar yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Selain itu, distribusi pupuk sering terkendala oleh sistem administrasi dan keterbatasan akses petani terhadap teknologi digital.
“Dengan target tanam padi seluas 1,46 juta hektare pada 2025, kita membutuhkan benih unggul bersertifikat dan penguatan kelembagaan penangkar. Kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini,” jelas Agus Fatoni.
Program “Makan Bergizi Gratis,” bagian dari nawacita Presiden Prabowo, turut dibahas dalam Rakor ini.
Zulkifli menyebut, program tersebut telah memberikan manfaat kepada sekitar 15 juta masyarakat pada tahun lalu, dengan target penerima meningkat hingga 82 juta orang jika anggaran Rp140 triliun disetujui pada Agustus mendatang.
“Kita bekerja sebagai satu tim dengan visi dan misi yang sama. Dengan kolaborasi yang kuat, saya optimis program swasembada pangan ini akan sukses dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik,” kata Zulkifli Hasan. [Hatoguan Sitanggang/***]