SAMOSIR — SEGARIS.CO – Sebuah rumah adat Batak Toba (Rumah Bolon) di Dusun II, Desa Aek Sipitudai, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, dilalap api pada Rabu (04/12/2024) pagi. Insiden yang diduga dipicu hubungan arus pendek listrik ini menghanguskan seluruh bangunan dan isinya.
Tim Inafis Sat Reskrim Polres Samosir bersama personel Polsek Harian langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Menurut informasi, kebakaran pertama kali diketahui sekitar pukul 08.30 WIB.
Rumah adat yang terbakar diketahui milik Hot Nahor Limbong (55), seorang petani. Bangunan berukuran 8×13 meter berbahan kayu dengan atap seng itu habis terbakar, menyebabkan kerugian materi mencapai Rp350 juta.
Verifikasi PLN Gunungsitoli LEMAH: mantan Kepala Desa DIPOLISIKAN Ina Alfa
Seluruh isi rumah ludes
Kasat Reskrim Polres Samosir, Iptu Edward Sidauruk, menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Namun, seluruh isi rumah, termasuk perabotan, surat-surat berharga, dan satu unit sepeda motor jenis Mega Pro, turut hangus terbakar.
“Kondisi rumah saat kejadian terkunci. Pemilik rumah sedang menghadiri pesta di Porsea, sementara anaknya berada di sekolah,” ujar Iptu Edward.
Kronologi kebakaran
Kebakaran pertama kali diketahui oleh seorang warga berinisial RL, yang langsung melaporkan kejadian tersebut ke kantor desa.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 09.30 WIB oleh dua unit pemadam kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Samosir dengan bantuan warga setempat.
Pihak kepolisian juga telah memeriksa saksi-saksi, termasuk Rosianti Limbong dan Jenpin Limbong, warga Dusun II, untuk mengungkap detail peristiwa tersebut.
Hingga kini, penyelidikan masih terus dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran.
Peringatan bahaya korsleting listrik
Kebakaran ini menjadi pengingat penting akan bahaya korsleting listrik, terutama pada bangunan berbahan kayu seperti Rumah Bolon.
Warga diimbau untuk lebih berhati-hati dan rutin memeriksa instalasi listrik guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kasus ini menambah daftar insiden kebakaran yang sering terjadi akibat korsleting, terutama di wilayah pedesaan dengan akses terbatas terhadap sarana pemadaman kebakaran. [Sri Intan Sinaga/***]