oleh | HERMAN HAREFA
BERDASARKAN data profil Kota Gunungsitoli yang ril dan akurat setelah disandingkan dengan paparan Paslon 01 Karya – Yunius, yang dapat dijadikan sebagai catatan, yakni adanya janji besar tanpa rencana yang jelas.
Paslon 1 menjanjikan lonjakan ekonomi hampir dua kali lipat, tapi di mana rencananya? Investasi besar? Infrastruktur? Tanpa rencana konkret, ini hanya sekadar angan-angan. “Gunungsitoli butuh solusi nyata, bukan janji besar tanpa dasar!”
Target ekonomi yang tidak masuk akal
Menargetkan pertumbuhan ekonomi dari 3,69% menjadi 6% lebih? Dunia global sedang resesi, pendapatan daerah terbatas. Ini bukan angka yang bisa dicapai dengan simsalabim.
Karena itu, pilih pemimpin yang mengerti kapasitas daerah, bukan yang sekadar mengejar angka tinggi.
Tentang peningkatan IPM yang radikal, paslon 1 menargetkan IPM naik dari 72,2 menjadi 74 dalam waktu singkat.
Tapi pendidikan dan kesehatan tidak bisa diperbaiki hanya dengan janji. Mana infrastrukturnya? IPM adalah hasil kerja keras bertahun-tahun, bukan klaim instan.
KONSISTEN atau takut tidak konsisten?
Paslon 1 terus mengulang kata “kami konsisten.” Apakah ini refleksi dari ketakutan bahwa mereka sebenarnya tidak konsisten? Karena konsistensi dibuktikan dengan tindakan nyata, bukan sekadar ucapan berulang.
Bergantung pada transfer pusat
Mayoritas anggaran Gunungsitoli berasal dari transfer pusat. Paslon 1 menjanjikan program besar, tapi bagaimana caranya jika PAD hanya sekitar 6%?
Gunungsitoli butuh strategi mandiri, bukan janji besar yang tidak didukung anggaran.
Kemudian, tidak mengoptimalkan sumber daya lokal, paslon 1 terlalu fokus pada target ambisius tanpa memanfaatkan potensi lokal seperti UMKM, perikanan, dan pertanian.
Padahal, inilah kekuatan utama Gunungsitoli. Pemimpin sejati membangun dari kekuatan yang sudah ada, bukan dari mimpi kosong.
Janji yang sulit dipertanggungjawabkan
Paslon 1 menjanjikan kenaikan pendapatan per kapita hampir dua kali lipat. Tapi tanpa investasi besar dan produktivitas tinggi, dari mana angka ini berasal?
Pendapatan per kapita naik butuh kerja nyata, bukan janji mengada-ada.
Terlalu fokus pada angka, lupa manusia, paslon 1 terlalu sibuk mengejar angka besar seperti pertumbuhan ekonomi dan IPM, tapi lupa bahwa inti pembangunan adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Gunungsitoli butuh pemimpin yang peduli pada kesejahteraan nyata, bukan hanya statistik.
Ambisi besar, tapi tak siap eksekusi
Paslon 1 menjanjikan banyak program ambisius, tapi tidak ada detail implementasi. Tanpa persiapan matang, ini hanya sekadar khayalan.
Jangan pilih pemimpin yang bermimpi besar tanpa rencana jelas.
Tidak relevan dengan kondisi global, Paslon 1 tidak mempertimbangkan situasi global, seperti resesi dan inflasi, dalam menjanjikan target mereka.
Ini menunjukkan kurangnya pemahaman akan realitas ekonomi.
Pilih pemimpin yang paham situasi dunia dan membawa solusi lokal yang relevan.
Janji besar, realisasi samar
Paslon 1 menawarkan target besar seperti peningkatan ekonomi dan IPM, tapi tanpa detail yang jelas. Bagaimana caranya? Janji tanpa rencana itu hanya angan-angan.
Retorika kosong atau solusi nyata? Paslon 1 sering berbicara tentang konsistensi, tapi tidak ada bukti konkret dalam program mereka.
Konsistensi itu dibuktikan, bukan hanya diucapkan.
Fokus pada gambar, lupa pada substansi, media sosial Paslon 1 dipenuhi foto selfie bersama rakyat, tapi visi dan strategi mereka tidak terlihat jelas. Pencitraan tidak mengubah masa depan kita.
Visi besar, tapi tidak relevan? Paslon 1 menjanjikan pertumbuhan ekonomi dua kali lipat tanpa melihat kondisi global yang sedang sulit. Gunungsitoli butuh solusi, bukan fantasi.
Pernah menjabat, tapi masalah tetap ada,
Paslon 1 pernah berada di pemerintahan, tapi isu birokrasi tetap menjadi keluhan masyarakat.
Pemimpin sejati menyelesaikan masalah, bukan meninggalkannya.
Janji besar, anggaran kecil,
Paslon 1 menargetkan program besar, tapi PAD Gunungsitoli hanya 6%. Dari mana anggarannya?
Jangan biarkan janji besar membebani masa dpan kita.
Ambisi tinggi, tanpa rencana, dan implementasi, dimana Paslon 1 menjanjikan kenaikan pendapatan per kapita dua kali lipat, tapi tanpa rencana konkrit untuk mencapainya.Pendapatan naik? Rencananya di mana?”
Tidak mengoptimalkan potensi lokal, Paslon 1 terlalu fokus pada target besar, padahal potensi lokal seperti UMKM dan perikanan belum dimanfaatkan maksimal. Gunungsitoli butuh pemimpin yang tahu kekuatan lokalnya.
Solusi Instan Tidak Realistis
Paslon 1 menjanjikan kenaikan IPM yang besar dalam waktu singkat, tapi pendidikan dan kesehatan butuh waktu untuk berkembang. IPM naik bukan dengan sihir, tapi dengan kerja nyata.
Berjanji tanpa menyelesaikan masalah lama, Paslon 1 malah mengumbar janji baru, tapi tidak ada penyelesaian untuk masalah yang ada selama mereka menjabat. Jangan biarkan janji baru mengubur masalah lama.”
Memilih SMART maka kita memilih MASA DEPAN yang lebih baik, Jangan terjebak dengan janji besar yang sulit dicapai.
Penulis, Herman Harefa, tokoh masyarakat Nias