catatan | ingot simangunsong
MINGGU SORE, 17 November 2024, hujan deras mengharuskanku berteduh di warung kopi di kawasan Pasar Dwikora, Parluasan, Kota Pematangsiantar.
Seorang lelaki bertubuh tambun — sehari-hari sebagai juru parkir [jukir] di kawasan itu — duduk di sebelah kananku.
Aku bersama si Jukir, bercakap ngalur ngidul, dan akhirnya nyantol ke Pilkada Kota Pematangsiantar dengan 4 calon Wali Kota, yakni Wesly Silalahi, Mangatas Silalahi, Susanti Dewayani dan Yan Santoso Purba.
Teman Jukir itu, menyampaikan rasa kecewa terhadap gelar Debat Publik yang diwarnai buka-buka borok. Yang seharusnya, adalah penyampaian visi misi.
“Lucu juga melihat debat yang buka-bukaan borok, kita sebenarnya mau tahu apa yang akan mereka perbuat untuk kota ini selama lima tahun, jika MENANG,” kata si Jukir.
*****
SI JUKIR pun menyampaikan pesan ke 4 calon Wali Kota, siapa pun yang MENANG, hal yang perlu dikerjakan 2 tahun setelah dilantik, adalah menata kota agar lebih baik, indah, aman dan nyaman.
Dua tahun itu, dikaitkannya dengan masa penyelesaian tol Sinaksak hingga arah Simpang Dua menuju Parapat. Jika tidak ada pembenahan dengan penataan yang lebih baik, begitu akses gerbang tol Sinaksak – Simpang Dua berfungsi, maka Pematangsiantar yang dikenal sebagai KOTA TRANSIT, akan diabaikan.
Katanya, jika kesemrawutan arus lalu lintas tak terurai, kawasan Pasar Dwikora Parluasan dan Pasar Horas yang kumuh serta drainase tumpat [hujan beberapa jam terjadi genangan air dimana-mana] tidak ditanggulangi, apakah masih ada para pelintas singgah di kota ini.
Masalah ini, menurut si Jukir, adalah hal yang sangat patut diperhatikan dengan serius dan skala prioritas.
****
JIKA Kota Pematangsiantar tidak lagi menjadi KOTA TRANSIT, maka akan banyak komponen yang terdampak.
Jangankan jalan tol berfungsi, sekarang saja, karena semrawutnya lalu lintas dan kondisi Pasar Dwikora Parluasan mau pun Pasar Horas, sudah berdampak bagi para Jukir.
Kehadiran angkutan online roda dua serta aplikasi belanja online, menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berbelanja tidak lagi ke pasar.
Belum lagi saat turun hujan, maka penghasilan Jukir tidak lagi menjanjikan, sementara beban setoran tidak bisa disesuaikan dengan keadaan.
Itu masih cerita tentang kami, si Jukir, katanya. Bagaimana dengan yang lainnya, ya.
Menurut si Jukir, para Wali Kota terdahulu, tidak fokus pada penataan kota, dan jika yang MEMENANGKAN Pilkada 2024, juga tidak kepikir untuk menata kota, maka kota ini, tidak akan mengalami perubahan apa pun.
Ya .. masyarakat semakin cerdas dan banyak yang memiliki visi misi gimana sebenarnya menata kota ini.
Semoga aspirasi rakyat didengar para calon Wali Kota, Wesly Silalahi, Mangatas Silalahi, Susanti Dewayani dan Yan Santoso Purba, siapa pun kelak jadi PEMENANG.
Penulis, Ingot Simangunsong, Pimpinan Redaksi Segais.co