catatan | ingot simangunsong
GAGASAN besar Presiden RI, Prabowo Subianto melalui Asta Cita yaitu mencapai swasembada pangan dalam waktu yang secepat – cepatnya.
Menyikapi gagasan itu, Kementerian Pertanian (Kementan) pun menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dalam upaya mencapai target swasembada pangan nasional.
Perjanjian kerja sama sudah ditandatangani langsung oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Menteri PU Dody Hanggodo di Gedung Kementerian Pertanian, Jumat (08/11/2024).
Kemitraan antara Kementan dan Kementerian PU tersebut akan berfokus pada pengelolaan lahan sawah yang direncanakan menjadi pusat lumbung pangan, guna memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
****
KOMITMEN kuat Prabowo Subianto terhadap sektor pertanian, dengan instruksi percepatan swasembada ketahanan pangan, sangatlah patut diapresiasi seluruh stakeholder yang ada. Karena, gagasan besar itu, tidak boleh dianggap enteng, karena sangat berdampak bagi ketahanan perekonomian Indonesia.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, menilai Prabowo Subianto bukan sekadar memahami, tetapi juga benar-benar menjiwai kebutuhan dan harapan petani Indonesia.
Prabowo Subianto benar-benar menjadi kebanggaan bagi petani dan sektor pertanian nasional. Ini adalah modal penting dan sumber semangat untuk memperkuat pertanian di Indonesia.
Prabowo Subianto, saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina HKTI dan pernah menjadi Ketua Umum DPN HKTI selama dua periode (2004-2010 dan 2010-2015), dan membawa perspektif seorang kader tani dalam kepemimpinannya.
HKTI optimistis di bawah pemerintahan Prabowo, kesejahteraan petani akan menjadi salah satu prioritas utama dan kesejahteraan petani adalah faktor penting dalam memastikan ketahanan pangan nasional.
Jika petani tidak sejahtera, mereka bisa beralih profesi dan mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Hal ini akan menjadi ancaman serius bagi masa depan pangan kita.
Prabowo Subianto sangat memahami hal tersebut, dan para pembantunya di Kabinet Merah Putih pun diharapkan untuk lebih fokus dalam merealisasikan gagasan besar itu. Tentu tanpa korupsi dan tidak mencari cuan dari APBN, seperti yang disampaikan Prabowo Subianto.
****
ANGIN segar dari gagasan besar Prabowo Subianto tersebut, tentu akan terinformasi dengan baik melalui organisasi HKTI yang sudah terorganisir dengan baik hingga ke pedesaan di Indonesia, terkhusus di Sumatera Utara.
Pada tahun 1984, pemerintahan Soeharto berhasil mengantarkan Indonesia mencapai swasembada pangan, menjadikannya titik penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional.
Setelah sebelumnya bergantung pada impor, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga mulai mengekspor ke negara lain.
Keberhasilan ini mendapat pengakuan internasional. Pada tahun 1985, Presiden Soeharto diundang oleh Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO), Edward Saouma, untuk menghadiri Forum Dunia di Roma, Italia, pada 14 November.
Dalam forum tersebut, Presiden Soeharto memaparkan capaian Indonesia dalam mencapai swasembada pangan, menjadikan Indonesia sebagai contoh bagi negara-negara lain di dunia.
Wellcome!!! Swasembada KETAHANAN PANGAN, bersama Prabowo Subianto, Indonesia bangkit.
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi Segaris.co