SAMOSIR — SEGARIS.CO — MENANGGAPI kekhawatiran masyarakat terkait adanya residu pestisida berlebih dalam anggur Shine Muscat yang sempat viral di media sosial, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir segera melakukan langkah antisipatif.
Isu ini berawal dari hasil tes laboratorium di Thailand yang menunjukkan residu pestisida melebihi ambang batas pada anggur Shine Muscat yang diimpor dari China dan juga beredar di Indonesia, termasuk di Samosir.
Pada Kamis (31/10/2024), tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Samosir melakukan rapid test di Kantor Dinas di Komplek Perkantoran Parbaba.
Pengujian dilakukan pada sampel anggur Shine Muscat curah yang dibeli dari Pasar Tradisional Pangururan.
Pansus DPRD Gunungsitoli minta APH ungkap kasus tunda bayar rekanan secara transparan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Tumiur Gultom, yang didampingi Kabid Ketahanan Pangan, Irayana Simbolon, menyampaikan bahwa hasil pengujian tersebut menunjukkan negatif, sehingga anggur Shine Muscat yang beredar di Kabupaten Samosir aman untuk dikonsumsi.
Tumiur juga menegaskan pentingnya penerapan Peraturan Badan Pangan Nasional No. 1 Tahun 2023 terkait Label Pangan Segar.
“Untuk anggur, ada kewajiban mencantumkan petunjuk ‘Cuci sebelum dikonsumsi’. Pencucian ini sangat penting untuk mengurangi potensi residu atau kontaminasi lain yang mungkin ada pada permukaan buah, karena anggur merupakan buah yang langsung dimakan tanpa dikupas,” jelasnya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk cerdas dalam menghadapi isu keamanan pangan dan bijak menyikapi setiap informasi yang beredar, sesuai dengan tagline Badan Pangan Nasional, “Kalau Tidak Aman Bukan Pangan, If It’s Not Safe It’s Not Food.”
Sebelumnya, kabar mengenai kandungan pestisida berlebih pada anggur Shine Muscat impor telah ramai diperbincangkan setelah ditemukan kasus di Thailand.
Temuan ini memicu kekhawatiran akan keamanan anggur tersebut di pasaran, hingga akhirnya diuji juga di Samosir. [Hatoguan Sitanggang/***]