catatan | ingot simangunsong
PESTA demokrasi pemilihan kepala daerah [Pilkada] serentak 2024 — untuk calon gubernur, bupati dan wali kota — sudah memasuki tahapan KAMPANYE.
Tinggal hanya hitungan beberapa hari lagi, para pemilih akan menuju tempat pemungutan suara [TPS] untuk menetapkan keputusan, SUARAnya diperuntukkan kepada siapa sesuai dengan HATI NURANI.
Pilkada gubernur, bupati dan wali kota, instrumen utamanya adalah para calon kepala daerah bersama wakilnya. Mereka, disebut juga sebagai para jagoan atau jawara yang siap bertarung dengan mematuhi aturan dan peraturan yang sama-sama sudah disepakati.
Aturan dan peraturan itu, sudah termasuk di dalamnya kecerdasan politik, kecerdasan adab/kesantunan, kecerdasan harkat/martabat dan kecerdasan budi/pekerti.
Menjaga marwah
SECARA leksikal, marwah mempunyai arti kehormatan diri, harga diri dan nama baik. Dalam pergaulan kehidupan sehari – hari, marwah dipadankan dengan harkat dan martabat.
Para calon gubernur, bupati dan wali kota, tentu sudah berada pada level bermarwah [dengan harkat dan martabat yang terpelihara/terawat dengan baik]. Dan memahami betul, bahwa setiap orang mempunyai marwahnya tersendiri.
Menjaga marwah, tidaklah hanya sebatas pada hak diri sendiri, tetapi juga menjadi kewajiban untuk menjaga haknya orang lain. Menjaga marwah sesama itu, tertuang dalam wadah saling menghargai sesama para calon gubernur, bupati dan wali kota.
Rasa keSANTUNan
MARWAH itu, dapat terawat dengan baik, dengan kuatnya rasa keSANTUNan.
Kesantunan adalah cerminan sikap dan perilaku yang menunjukkan tata krama, sopan santun, serta rasa hormat terhadap orang lain.
Dalam interaksi sehari-hari, hal ini tercermin dalam cara kita berbicara, bersikap, dan berkomunikasi.
Lebih dari sekadar tindakan fisik, kesantunan juga mencerminkan penghargaan terhadap perasaan, nilai, serta budaya individu atau kelompok lain.
Ini bukan hanya tentang perilaku yang tampak, tetapi juga bagaimana kita menyadari dan memahami konteks sosial yang ada.
Kesantunan juga berfungsi sebagai cara beradaptasi dan bersosialisasi dalam berbagai lingkungan, dengan menekankan pentingnya menghormati norma sosial, menghindari perilaku yang kasar, dan menunjukkan etika yang baik dalam setiap situasi.
Merawat adab
ADAB merupakan konsep yang mencakup kesopanan, keramahan, dan kehalusan perilaku. Istilah ini sering dikaitkan dengan akhlak atau tindakan terpuji.
Secara linguistik, banyak ahli bahasa yang mendefinisikan adab sebagai kemampuan dan ketepatan dalam mengatur berbagai urusan.
Di sisi lain, sebagian pemuka agama juga berpendapat bahwa adab melambangkan kata-kata atau tindakan yang mencakup semua bentuk kebaikan.
Dalam konteks agama, adab merujuk pada norma atau aturan mengenai kesopanan yang harus diikuti.
Norma ini kerap diterapkan dalam hubungan antar manusia, baik dalam lingkungan masyarakat, antar tetangga, maupun di antara kelompok-kelompok sosial.
Nah… kalau kita merasa bangga dengan calon kita [apakah itu gubernur, bupati atau wali kota], jagalah marwahnya dengan akal pikiran yang SANTUN, dengan tutur kata yang jelas ADABnya.
Karena, dengan cara itu, kita telah berperan menjaga DAMAInya PESTA DEMOKRASI.
Bukankah PESTA itu maknanya GEMBIRA. Yuk gembirakan suasana Pilkada dengan kegembiraan yang SANTUN dan berADAB, serta menjaga MARWAH jagoan masing-masing.
Penulis, INGOT SIMANGUNSONG, pimpinan redaksi Segaris.co