SAMOSIR — SEGARIS.CO — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Samosir terus menggencarkan upaya sosialisasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) untuk memberikan pemahaman politik yang mendalam kepada masyarakat.
Fokus utama kali ini adalah peran strategis tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam memastikan keberhasilan Pilkada.
Sosialisasi yang dipimpin Ketua KPU, Vincentius Sitinjak, berlangsung di Aula Kantor Camat Palipi dan dihadiri oleh perwakilan dari 17 desa, Rabu (09/10/2024).
Hadir pula staf KPU, Ketua dan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Palipi, serta sejumlah warga.
Dalam pemaparannya, Vincentius menekankan bahwa keputusan mengenai siapa yang akan memimpin Kabupaten Samosir dan Provinsi Sumatera Utara dalam lima tahun mendatang sepenuhnya berada di tangan masyarakat.
Dua pasangan calon bupati dan dua pasangan calon gubernur telah resmi terdaftar, dan partisipasi masyarakat dalam memilih akan menjadi kunci.
“Pilihan ada di tangan masyarakat. Mereka yang memilih, mereka pula yang menentukan pemimpin lima tahun ke depan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap jalannya pemilu, tidak hanya oleh Bawaslu, tetapi juga oleh masyarakat itu sendiri.
“Dengan keterlibatan semua pihak, Pilkada dapat berjalan lebih baik,” imbuh Vincentius.
Ia juga menyoroti beberapa aturan yang harus diikuti selama proses Pilkada, terutama larangan bagi tim sukses untuk melakukan kampanye negatif seperti fitnah, penghinaan, atau provokasi terhadap pihak lawan.
Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kampanye dinilai penting demi menjaga kualitas demokrasi.
Selama acara sosialisasi, warga diberi kesempatan untuk mempraktikkan pengecekan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Bagi yang belum terdaftar di DPT, Vincentius menjelaskan bahwa mereka tetap bisa menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan KTP pada hari pemilihan, namun hanya diperbolehkan memilih setelah pukul 12.00 WIB.
“Saat pemilihan, pastikan membawa KTP, surat undangan, atau surat keterangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) jika KTP hilang,” jelasnya.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, dengan berbagai pertanyaan dari masyarakat mengenai pemilih pemula yang belum memiliki KTP, anggaran untuk melanjutkan sosialisasi di tingkat desa, hingga regulasi terkait kampanye di rumah ibadah.
Semua pertanyaan dijawab dengan lugas oleh Vincentius, yang menutup acara dengan apresiasi atas antusiasme warga.
“Kami sangat menghargai setiap masukan dari masyarakat. Ini akan kami evaluasi lebih lanjut sesuai dengan ketersediaan anggaran dan akuntabilitas KPU,” katanya. [Sri Intan Sinaga/***]