JAKARTA — SEGARIS.CO — Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, kembali menjadi sorotan.
Kali ini, bukan karena isu jet pribadi, melainkan karena kerugian signifikan di bisnis pengolahan udang yang ia miliki.
PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), perusahaan yang bergerak di sektor ekspor udang dan di mana Kaesang memiliki saham, mencatat kerugian besar pada paruh pertama tahun 2024.
Berdasarkan laporan keuangan PMMP hingga 30 Juni 2024, perusahaan tersebut mengalami kerugian US$12,84 juta, atau setara dengan Rp205,4 miliar (asumsi kurs Rp16.000 per US$).
Kerugian ini sangat kontras dengan kondisi setahun sebelumnya, di mana pada periode yang sama tahun 2023, PMMP berhasil membukukan labaS US$3 juta (Rp48 miliar).
Penjualan bersih PMMP selama semester I-2024 tercatat mencapai US$59,90 juta (Rp958,4 miliar), yang berarti terjadi penurunan drastis 40,18 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$100,14 juta (Rp1,6 triliun).
Semua lini penjualan perusahaan mengalami penurunan, termasuk penjualan udang vannamei yang turun 39,61 persen menjadi US$53,98 juta (Rp863,7 miliar), serta penjualan udang black tiger yang merosot tajam 65,53 persen menjadi US$1,37 juta (Rp21,92 miliar).
Meski demikian, beban pokok penjualan PMMP mengalami penurunan sebesar 27,86 persen, menjadi US$61,46 juta (Rp983,4 miliar), yang sedikit meredam dampak dari penurunan pendapatan.
Namun, beban operasional perusahaan justru mengalami peningkatan, dengan beban penjualan naik menjadi US$4,28 juta (Rp68,5 miliar) dari sebelumnya US$3,73 juta (Rp59,7 miliar).
Kaesang, melalui PT Harapan Bangsa Kita atau GK Hebat, memegang 8 persen saham PMMP setelah membeli 188,24 juta saham pada November 2021 dengan harga Rp490 per saham, senilai total sekitar Rp92,2 miliar.
GK Hebat, yang didirikan pada 2019, adalah perusahaan akselerator UMKM di sektor makanan dan minuman, dengan beberapa merek populer seperti Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, dan Let’s Toast.
Namun, kondisi bisnis yang menantang juga memaksa beberapa unit usaha di bawah GK Hebat untuk menghentikan operasional karena penurunan jumlah pelanggan.
Di tengah tantangan ini, nasib Kaesang di dunia bisnis tampak kian diuji, terutama dengan kondisi sulit di sektor pengolahan udang. [RE/***]