JAKARTA — SEGARIS.CO — Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan penyelidikan mendalam terhadap keluarga Presiden Joko Widodo terkait berbagai dugaan kasus korupsi.
Desakan ini disampaikan dalam aksi unjuk rasa yang digelar di depan Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat (20/09/2024).
Ketua GMNI Jakarta Selatan, Deodatus Sunda Se alias Bung Dendy, menegaskan bahwa pihaknya meminta KPK segera menuntaskan penyelidikan terkait kasus yang disebut “Blok Medan.”
Kasus ini muncul dalam persidangan mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, yang diduga terlibat dalam korupsi.
Jembatan Sitapigagan mulai dibangun, harapan puluhan tahun warga terwujud
“Kami mendesak KPK untuk menangkap dan mengadili Kahiyang Ayu serta Bobby Nasution yang diduga terlibat dalam suap dan gratifikasi izin usaha pertambangan (IUP) terkait kasus ‘Blok Medan’ di Maluku Utara,” ujar Bung Dendy dalam orasinya.
GMNI Jakarta Selatan sebelumnya telah melaporkan kasus tersebut kepada KPK pada 9 Agustus lalu, menuntut adanya tindakan tegas dari lembaga antirasuah tersebut.
Selain itu, GMNI juga menyoroti dugaan gratifikasi yang menyeret nama Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, serta Bobby Nasution, menantu Presiden, terkait penggunaan pesawat jet pribadi.
“Kami meminta KPK untuk segera memanggil dan memeriksa Joko Widodo selaku ayah kandung Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, dan Kahiyang Ayu, yang diduga menerima gratifikasi melalui anak-anaknya,” tegas Bung Dendy.
Dalam aksi tersebut, massa GMNI membawa berbagai atribut seperti spanduk dan bendera, serta sebuah “keranda hitam” yang menampilkan foto wajah Presiden Jokowi, Gibran, Bobby, Kahiyang Ayu, dan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.
Beberapa spanduk yang mereka bawa bertuliskan, “Tangkap dan adili semua keluarga Mulyono,” “Lebih baik pelihara kambing daripada KPK,” serta “Hentikan dinasti Jokowi, batalkan pelantikan Gibran.” [RE/***]