Oleh | Sutrisno Pangaribuan
KOALISI Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya memilih tunduk kepada kehendak rakyat.
Tekanan aksi mahasiswa, buruh, dan kelompok pro demokrasi cukup ampuh menghentikan arogansi Parpol KIM plus.
Parpol anggota KIM Plus memilih patuh kepada putusan MK daripada melawan dengan risiko Pilkada batal dan Parpol KIM Plus dapat dibubarkan.
Pembegalan konstitusi dan pembangkangan hukum berakhir dengan pernyataan Wakil Ketua DPR RI melalui akun X, bahwa Pilkada serentak akan berlangsung dengan dasar UU Pilkada sesuai putusan MK.
Ironinya, Wakil Ketua DPR RI lebih berani mengambil risiko daripada Kepala Negara yang memilih zona aman.
KIM Plus dipastikan bubar pasca masing-masing Parpol melihat peluang dengan mengikuti putusan MK.
Nikson Nababan bantah isu dinasti dan gender di Pilkada Tapanuli Utara
Ada peluang bagi Parpol usung kader sendiri di Pilkada tanpa tersandera koalisi (20 persen). Parpol anggota KIM Plus akhirnya mulai melepas tekanan dengan tidak hadir di Sidang Paripurna DPR RI pagi tadi.
Tidak ada Parpol yang berani melawan rakyat dengan melanjutkan Sidang Paripurna DPR RI. Raja Jawa seperti yang disebut Bahlil Lahadalia pun tidak muncul untuk menyelesaikan masalah. Raja Jawa yang selalu cuci tangan, kini mulai ditinggal perlahan oleh Parpol.
Sebagai kelompok pro demokrasi, maka kita pantas menyampaikan rasa hormat kepada rekan juang dari Partai Buruh dan Partai Gelora yang sangat peduli atas hak konstitusional warga.
Penghargaan dan penghormatan pun diberikan kepada hakim-hakim MK yang merdeka dalam putusannya, sehingga daulat rakyat dapat diwujudkan.
Demikian juga dengan aksi mahasiswa, buruh, dan kelompok pro demokrasi lainnya yang turun ke jalan melawan para pembegal konstitusi dan pelaku pembelokan hukum.
Dengan bubarnya KIM Plus, maka rakyat memiliki peluang mendapatkan calon-calon pemimpin yang berkualitas.
Tidak akan ada Pilkada yang akan head to head, seperti skenario awal KIM Plus. Pilkada menjadi ujian bagi kader-kader Parpol di kabupaten/kota, dan provinsi.
Tidak akan ada lagi dominasi dari Parpol besar kepada yang lebih kecil. Posisi politik rakyat semakin kuat, dengan Pilkada yang diikuti banyak pasangan calon.
Sehingga bubarnya KIM Plus menjadi pertanda baik bagi demokrasi, dan penguatan kedaulatan rakyat.
Penulis, Sutrisno Pangaribuan
Kader PDI Perjuangan dan Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)