catatan | ingot simangunsong
TAHUN 2024, tahunnya pemilihan kepala daerah serentak [bagi calon gubernur, bupati dan wali kota].
Daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 sebanyak 545 daerah dengan rincian 37 provinsi (gubernur), 415 kabupaten (bupati), dan 93 kota (wali kota).
Tahapan itu, sudah dimulai bulan Mei dengan pengumuman persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan: 5 Mei-19 Agustus 2024 dan pendaftaran pasangan calon: akan dilaksanakan pada 27-29 Agustus 2024.
Nah! Di bulan Agustus, setelah para bakal calon kepala daerah (gembar-gembor dan “jual tampang/tagline” di poster, spanduk mau pun baliho), akan dihentikan atau menghentikan langkah dan MIMPI POLITIKnya sebagai calon gubernur, bupati dan wali kota.
Diplomasi politik
MIMPI politik atau mimpi kekuasaan, tidak hanya sebatas pada seberapa banyak cost politic yang disediakan. Tidak dilihat dari berapa banyak poster yang dipakukan di ribuan pohon di sepanjang jalan protokol.
Mimpi politik atau mimpi kekuasaan, tidak hanya sebatas enaknya tagline atau tagar (#) dibaca. Mimpi itu, harus diimbangi dengan rekam jejak yang kuat, kokoh dan sangat berdampak bagi masyarakat dan terutama bagi para pengambil keputusan (penguasa) di partai politik sebagai pengusung atau yang mewujudkan MIMPI POLITIK calon kepala daerah.
Tentu, diplomasi politik yang kuat, peranannya sangat besar sekali. Mimpi politik atau mimpi kekuasaan itu, terhenti atau dihentikan, karena tidak kuatnya kemampuan diplomasi politik tim MIMPI POLITIK calon kepala daerah.
SK DPP Golkar: Mangatas Silalahi dan Ade Sandrawati bertarung di Pilkada
Masalah CACAT POLITIK
Kemasan luar dari MIMPI POLITIK yang kelihatan bagus dipersiapkan, tidaklah menjadi ukuran atau alat ukur berlanjut tidaknya gerakan mimpi.
MIMPI politik, akan berlanjut atau terhenti, sangat tergantung pada apa dan siapa yang berada di dalam kemasan tersebut.
Yang sangat diperhitungkan, adalah masalah CACAT POLITIK. Apakah orang-orang dalam kemasan MIMPI POLITIK, tidak terindikasi cacat politik di mata para pengambil keputusan di level tertinggi partai politik.
Jadi, tidak hanya persoalan siapa yang mau ditetapkan, tetapi siapa yang membawa, juga menjadi sesuatu yang tidak lepas dari penilaian para pengambil atau penetap putusan.
Hajat partai politik
Para pemimpi politik atau kekuasaan di Pilkada serentak, harus menyadari bahwa sejatinya, pesta demokrasi pemilihan calon gubernur, bupati dan wali kota itu, adalah gawean PARTAI POLITIK.
Yang mau MENANG itu, ya partai politik. Yang menjadi pemilik mimpi politik itu, ya partai politik.
Nah, dengan situasi itulah, diplomasi politik, rekam jejak dan siapa yang ada dalam kemasan MIMPI POLITIK, menjadi sangat penting penguatannya.
Bagi para pemilik MIMPI POLITIK, yang mimpinya terhenti atau dihentikan, semoga tidak larut dalam pikiran yang carut marut.
Ingat saja pesan Will Rogers, bahwa “Politik itu mahal, bahkan untuk kalah pun kita harus mengeluarkan banyak uang.”
[Will Rogers, atau William Penn Adair Rogers (4 November 1879 – 15 Agustus 1935) adalah seorang koboi, pelawak, komentator sosial, pemain sandiwara vaudeville dan aktor Amerika Serikat.]
Pematangsiantar, 9 Agustus 2024
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi Segaris.co