PEMATANGSIANTAR – SEGARIS.CO – NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat, berencana meluncurkan satelit berbentuk bintang buatan ke luar angkasa pada tahun 2029.
Misi ini dinamai “Landolt” sebagai penghormatan kepada astronom terkenal, Arlo Landolt. Satelit ini dirancang untuk membantu penelitian tentang misteri alam semesta.
Satelit tersebut berukuran sebesar kota roti dan dilengkapi dengan delapan laser yang bersinar menyerupai bintang atau supernova.
Laser ini tidak hanya menciptakan efek visual, tetapi juga berfungsi untuk membantu para astronom dalam mempelajari objek-objek di luar angkasa.
Satelit akan ditempatkan di orbit geosynchronous, berada pada ketinggian 35.785 kilometer di atas permukaan bumi, sehingga posisinya tetap sesuai dengan rotasi bumi. Ini memungkinkan satelit terlihat pada malam hari dengan menggunakan teleskop khusus.
“Ini akan 100 kali lebih redup untuk dilihat dengan mata manusia, tetapi akan mudah terlihat oleh teleskop berukuran sedang yang dilengkapi kamera digital,” kata Peter Plavchan, peneliti utama misi Landolt kepada Live Science, Kamis (20/06/2024).
Menurut seorang astronom di Institut Astronomi Universitas Hawaii, misi ini diberi nama Landolt untuk menghormati Arlo Landolt yang terkenal di komunitas astronomi.
“Nama belakangnya dikenal luas dalam komunitas astronomi. Bintang standar Landolt… semua orang tahu apa itu,” katanya, dikutip dari Voice of America.
Para ilmuwan akan mengamati ‘bintang’ ini dari berbagai stasiun di bumi, termasuk Universitas Hawaii.
Jonathan Gange, seorang profesor di Universitas Montreal, menyatakan bahwa satelit ini memiliki tingkat emisi foton yang lebih baik, memungkinkan para ilmuwan untuk membandingkan kecerahan laser dengan kecerahan bintang dan memperhitungkan tingkat kecerahan dengan lebih presisi.
“Kami selalu berhubungan dengan jumlah cahaya yang dikirimkan bintang kepada kita untuk mendapatkan hampir semua hal dalam astronomi,” jelasnya.
Proyek ini melibatkan sekitar 30 ilmuwan dan diperkirakan menelan biaya sebesar US$19,5 juta.
Ini juga mencerminkan ambisi para ilmuwan untuk menemukan planet seperti bumi yang dapat dijadikan tempat tinggal baru bagi umat manusia.
Planet Mars dan Gliese 12b adalah beberapa di antaranya yang diperkirakan memiliki potensi untuk menjadi sumber kehidupan baru bagi manusia.
Pembuatan benda luar angkasa buatan ini merupakan cita-cita para ilmuwan. Sebelumnya, Korea juga berhasil menciptakan matahari buatan melalui proyek Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR), yang menghasilkan suhu lebih dari 100 juta derajat selama 20 detik.
Misi ini menjadi capaian terbesar bagi ilmuwan di Korea dalam meniru kekuatan matahari, dengan merancang kembali reaksi fusi yang terjadi di matahari serta di bumi.
Dimana isotop hidrogen ditempatkan dalam perangkat seperti KSTAR untuk menciptakan keadaan plasma yang memisahkan ion dan elektron. Ion kemudian dipanaskan secara stabil pada suhu tinggi. [Ingot Simangunsong/***]