AMERIKA SERIKAT – SEGARIS.CO – Para ilmuwan telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi ancaman gempa bumi besar yang mengancam wilayah Amerika Serikat, khususnya pesisir Pacific Northwest.
Berdasarkan temuan terbaru, gempa bumi dan tsunami dahsyat tidak dapat dihindari di wilayah tersebut.
Zona Subduksi Cascadia, patahan sepanjang 700 mil yang terletak 100 mil di lepas pantai California Utara dan membentang hingga Pulau Vancouver, memiliki potensi memicu gempa berkekuatan 9,0 skala Richter yang diikuti oleh tsunami, mirip dengan yang terjadi di Jepang pada tahun 2011
“30 atau 40 tahun yang lalu, kami tidak mengetahui bahwa gempa bumi besar mungkin terjadi di Pacific Northwest,” ungkap Diego Melgar, ahli seismologi dari Universitas Oregon, seperti yang dilansir CNN International pada Senin (17/06/2024).
Laporan terbaru yang dipublikasikan di Science Advance mengungkap citra mendalam dari patahan tersebut. Para ilmuwan menjelaskan bahwa zona subduksi ini terbagi menjadi 3 hingga 5 segmen, masing-masing dengan geologi unik.
Ketika bagian patahan di lepas pantai Washington pecah, hal ini berpotensi memicu gempa bumi dahsyat.
Tidak dirancang untuk tahan gempa
Menurut Corina Allen, kepala ahli geologi bahaya di Washington Geological Survey, bangunan yang dibangun sebelum tahun 2005 tidak dirancang untuk tahan terhadap gempa bumi panjang dan kuat yang akan dihasilkan oleh patahan Cascadia. Peraturan bangunan untuk tsunami baru diberlakukan pada tahun 2016.
“Kami memiliki jembatan, gedung, rumah sakit, dan sekolah yang berpotensi terkena dampak tsunami,” kata Allen. Ketika ditanya apakah fasilitas ini bisa bertahan, Allen menjawab, “Jawabannya adalah tidak.”
Yumei Wang, penasihat senior infrastruktur dan risiko di Universitas Negeri Portland, menyatakan kekhawatirannya.
“Yang membuat saya terjaga di malam hari adalah mengetahui bahwa kita tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan secepat yang seharusnya untuk melindungi masyarakat kita,” kata Wang.
Bangunan dari batu bata dan pasangan bata paling rentan terhadap gempa bumi, sementara bangunan berbingkai kayu sangat rentan terhadap kekuatan tsunami.
Terjadi dalam 200 tahun mendatang
Catatan geologis menunjukkan bahwa gempa besar dan tsunami di wilayah tersebut terjadi rata-rata setiap 500 tahun.
Meskipun tidak ada cara pasti untuk memprediksi kapan gempa ini akan terjadi lagi, diperkirakan akan terjadi dalam 200 tahun mendatang atau kurang.
Proses perbaikan kerusakan akan memakan waktu lama dan biaya miliaran dolar. Namun, Melgar yakin upaya ini tidak sia-sia.
Bagi mereka yang tinggal dan berlibur di pesisir Pacific Northwest, kelangsungan hidup dari tsunami yang terjadi 15 hingga 30 menit setelah gempa bumi bergantung pada kecepatan mereka mencapai dataran tinggi. Namun, tidak semua orang memiliki tempat tinggi di dekatnya.
“Di Washington, kebanyakan orang yang tinggal di zona genangan tsunami tidak memiliki tempat tinggi di dekatnya,” jelas Allen.
Struktur evakuasi vertikal di zona tsunami sangat penting. Struktur ini telah menyelamatkan ribuan nyawa dalam tsunami tahun 2011 di Jepang.
Di Pacific Northwest, baru tiga struktur evakuasi vertikal yang dibangun, dengan empat lainnya direncanakan.
Namun, Allen memperkirakan diperlukan setidaknya 50 unit di Washington saja. Setiap bangunan yang ada dapat menampung 400 hingga 1.000 orang, dengan tinggi mencapai 76 kaki dan biaya bervariasi. Bangunan termahal adalah Pusat Ilmu Kelautan di Oregon, senilai $62 juta.
“Fondasinya lebih dalam dari tinggi bangunannya, seperti gunung es. Struktur ini juga dirancang seperti bemper mobil, sehingga puing-puing yang sangat berat dan besar dapat menimpanya,” kata Wang.
“Kami cukup tahu tentang peraturan bangunan, peringatan dini, dan zona evakuasi tsunami sehingga kondisinya tidak seburuk itu,” ujar Melgar. Namun, masih belum jelas apakah masyarakat bersedia menginvestasikan miliaran dolar untuk mempersiapkan sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi dalam 200 tahun ke depan.
“Ini adalah masalah yang mahal untuk diselesaikan. Mungkin kita punya lebih banyak waktu dan bisa menerapkan sistem yang kita perlukan untuk bertahan dalam peristiwa ini,” tutup Allen. [RE/***]