MEDAN – SEGARIS.CO – Musyawarah anggota cabang Sanggar Mata Guru Roha Sisean diadakan dengan dihadiri sekitar 16 anggota, termasuk mahasiswa dan mahasiswi dari kota Medan, pada 1 Juni 2024.
Acara tersebut dipimpin Ketua Cabang, Moses Siallagan, dengan dukungan Sekretaris Cabang, Vice RLYS, dan Bendahara Cabang, Esra Ronauli Sinaga.
Nama “Mata Guru Roha Sisean” memiliki makna mendalam, yaitu menjadikan mata sebagai guru dalam setiap langkah, dan hati nurani sebagai pedoman hidup.
“Kehadiran sanggar cabang Medan ini bertujuan untuk terus melatih dan mengembangkan talenta seni tari dan mossak Batak yang telah dipelajari sebelumnya di Sanggar MGRS sebagai kantor pusat yang berlokasi di Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara,” kata Moses Siallagan, Sabtu (08/06/2024).
Sanggar ini ingin mempertahankan dan mempromosikan budaya asli Batak, terutama tari tor-tor, yang kini cenderung dimodernisasi di kota Medan.
Dengan hadirnya sanggar ini, mereka berharap dapat mengubah pandangan masyarakat yang mungkin sudah melupakan seni Batak yang otentik, sebagaimana diajarkan oleh “oppung najolo.”
Sanggar Mata Guru Roha Sisean telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, antara lain: Acara Panomu Nomuan bersama Menteri BUMN, Erick Thohir, Festival Ulos di Hutaginjang, Event Tor-Tor di Jabu Habinsaran, Parapat, Kabupaten Simalungun.
Dalam waktu dekat, sanggar ini juga akan melakukan audiensi dengan Dinas Pariwisata Kota Pematangsiantar dan Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun.
“Sebagai agen perubahan, sanggar ini mengajak generasi muda Batak yang mungkin telah melupakan budayanya, khususnya di wilayah Siantar dan Simalungun, untuk bergabung dan bersama-sama mengembangkan budaya leluhur kita,” kata Moses Siallagan.
Harapan besar mereka adalah agar generasi muda mau turut serta dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Batak. [Rilis/***]