SAMOSIR – SEGARIS.CO – Pemilihan pemimpin di Samosir, menghadirkan sebuah pertarungan demokrasi yang menentukan masa depan daerah ini lima tahun ke depan.
Oleh karena itu, masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas dan bijak dalam menentukan pilihan mereka.
Juang Sinaga, mantan Wakil Bupati Samosir, menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas dan tidak terlibat dalam politik uang.
“Jika pemimpin terpilih hanya karena uang atau togu-togu ro (TTR), maka pembangunan akan terhambat dan tidak sesuai dengan keinginan rakyat,” katanya saat menghadiri acara adat di Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, Minggu (02/06/2024).
Kebijakan potongan gaji untuk Tapera di tengah kesulitan ekonomi
Juang Sinaga yang tampak dekat dengan masyarakat, kerap memanfaatkan momen seperti ini untuk mendengarkan aspirasi masyarakat yang nantinya akan diperjuangkannya jika terpilih sebagai pemimpin Kabupaten Samosir pada pemilihan 2024.
Menariknya, dalam acara tersebut juga diadakan sesi tanya jawab terkait pencalonannya kembali di Pilkada Samosir pada 27 November mendatang.
Juang Sinaga menyatakan bahwa ia tidak asing lagi di Samosir karena masyarakat Samosir adalah keluarganya.
“Hampir di setiap dusun atau pelosok ada keluarga saya,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang kesiapan dan pandangannya terhadap calon lain, khususnya pendatang baru, Juang Sinaga dengan bijak menjawab, “Saya tidak ingin menghitung kebaikan atau dosa orang lain. Biarlah Tuhan yang menghitung. Saya hanya berusaha untuk berbuat baik dan memberikan yang terbaik. Jika saya tidak bisa memberikan sesuatu, setidaknya saya memberikan senyuman yang tidak menyakiti orang lain.”
Menggunakan bahasa kiasan, Juang Sinaga mengatakan, “Lalat tidak pernah membedakan sampah dengan bau sampah itu sendiri. Artinya, baik pemberi maupun penerima TTR, sama-sama salah. Pemberi haus kekuasaan, sedangkan penerima hanya puas sementara tanpa memikirkan masa depan.”
Menutup sesi tanya jawab, Juang Sinaga menegaskan bahwa peluangnya dalam Pilkada kali ini hanya Tuhan yang tahu.
“Saya hanya berusaha. Namun, sekali lagi saya katakan, jangan gunakan istilah menang karena uang dan kalah karena uang. Jika demikian, Tuhanmu adalah uang, dan jangan berharap bisa membangun Samosir lebih baik jika TTR (politik uang) merajalela,” katanya. [Hatoguan Sitanggang/***]