Catatan | INGOT SIMANGUNSONG
SOAL Partai Golkar belum tentu akan memberi dukungan ke Bobby Nasution [yang juga Wali Kota Medan dan menantunya Presiden RI, Joko Widodo] sebagai bakal calon Gubernur Sumatera Utara [Gubsu] dari Partai Golkar di Pilgubsu 2024, akan terjawab pada pendaftaran penjaringan calon yang akan berakhir pada 23 April 2024.
Tetapi, terlepas didukung atau belum tentu didukung, diprediksi Bobby Nasution akan mendaftar Bacagubsu melalui Partai Golkar.
Kenapa demikian? Saat ini, Partai Golkar sedang naik pamor dan sangat sexy di bawah kepemimpinan Ketua DPD, Musa Rajekshah alias Ijeck yang mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2018-2023.
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2023, terdapat 1.125 kursi DPRD di 33 kabupaten/kota di Sumut.
Jumlah kursi DPRD di setiap kabupaten/kota berbeda-beda, mulai dari 20 kursi hingga paling banyak 50 kursi DPRD.
Kemudian, dari hasil perhitungan perolehan kursi DPRD kabupaten/kota, Partai Golkar memiliki perolehan kursi paling banyak yakni 208 kursi.
Selanjutnya berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2024 tingkat KPU Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Partai Golkar meraih 8 kursi DPR RI dan 22 kursi DPRD Provinsi.
Itu artinya, di 33 kabupaten/kota tersebut, ditambah DPR RI dan DPRD Sumatera Utara, ada 238 kader Partai Golkar yang dapat digerakkan untuk mendulang suara bagi kemenangan Cagubsu yang diusung Partai Golkar.
Nah… Bobby Nasution yang mengungkapkan sudah mendapat ijin dari Presiden RI, Joko Widodo, tidaklah tanpa kepastian menghadiri pengarahan di DPP Partai Golkar bagi bakal calon gubernur, bupati dan wali kota.
Apalagi, Bobby Nasution yang mendapatkan undangan tersebut, tidaklah sebatas Wali Kota Medan, tetapi juga menantu Presiden RI, Joko Widodo. Tidak main-main tokh, Ketua DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto memasukkan nama Bobby Nasution.
Wakil Sekretaris Jendral DPP Partai Golkar, Hasrul Benny Harahap, seperti yang dilansir TribunMedan.com, Sabtu [13/04/2024] mengatakan, Golkar sedang melakukan survei untuk melihat simpati dan elektabilitas calon gubernur (cagub).
“Sampai tahap ini DPP Partai Golkar telah melakukan penjaringan, yakni melakukan survei kepada calon sehingga tidak ada penjaringan atau pun pendaftaran lagi di tingkat DPD,” kata Hasrul Benny Harahap.
Jadi, bukan sekadar isapan jempol yang disampaikan bahwa keputusan di Pusat [DPP], bukan di Sumut [DPD]. Artinya, menyimak apa yang disampaikan Hasrul Benny Harahap, tim penjaringan di DPD sudah tidak berfungsi.
Tahapan ini, dapat juga dimaknai, sebagai upaya menyejukkan langkah Bobby Nasution sebagai calon gubernur Sumatera Utara dari Partai Golkar.
Jika Bobby Nasution yang mendapatkan restu dari DPP Partai Golkar, maka jalan panjang Musa Rajekshah mendongkrak popularitas Partai Golkar di Provinsi Sumatera Utara, akan terhenti di Senayan [DPR-RI].
Sebagai kader yang loyal terhadap partai, Musa Rajekshah harus legowo dan berlapang dada. Karena itu tadi, Golkar sudah semakin sexy di pusaran politik Sumatera Utara.
Apalagi Partai Amanat Nasional [PAN] secara terbuka, memberikan dukungan untuk pencalonan Bobby Nasution di Pilgubsu 2024.
Begitu pun, para politisi selalu menyebutkan bahwa politik itu dinamis, dan ada istilah injure time.
Yakh, injure time-nya menunggu hasil keputusan DPP Partai Golkar. Tetapi, yang kelihatan mengernyitkan kening, adalah pernyataan, “keputusan di Pusat. bukan di Sumut.” Dan, itu juga lagu lama, karena memang Pusat yang selama ini menentukan siapa calon gubernur, bupati dan wali kota.
Penulis, INGOT SIMANGUNSONG, Pimpinan Redaksi Segaris.co