Catatan | INGOT SIMANGUNSONG
KETUA Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah DPD Partai Golkar Sumut, Riza Fakhrumi Tahir, menjelaskan bahwa Golkar Sumut sedang menjaring nama calon gubernur hingga tanggal 23 April 2024.
Kelihatannya, untuk internal Partai Golkar, bakal hanya ada dua nama yang akan bersaing ketat dan rada keras, yakni Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, Musa Rajekshah alias Ijeck [mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2018-2023 dan anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029].
Kemudian, Bobby Nasution, Wali Kota Medan, yang juga menantu Presiden RI, Joko Widodo.
Ketika nama kedua tokoh ini disebut-sebut dan sama-sama hadir di gawean DPP Partai Golkar dalam rangkaian persiapan para calon gubernur, bupati dan wali kota di Pilkada Serentak Nopember 2024, hampir boleh dipastikan, akan membuat calon lainnya berpikir dua kali untuk meramaikan bursa calon gubernur tersebut.
Terasa bakal sia-sia energi politik yang harus dikeluarkan, sementara kedua tokoh sentral Partai Golkar ini saja, sudah pasti akan lebih “garang” untuk menyelesaikan pertarungan mencapai keputusan sebagai calon gubernur.
Musa Rajekshah sudah pasti mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Sumatera Utara, karena selain Ketua DPD Golkar, juga terbukti membesarkan nama Golkar dengan merebut kembali kursi Ketua DPRD Sumatera Utara dari PDI Perjuangan yang pernah diduduki kader Golkar, almarhum Azis Angkat dan Omnya Ijeck, H Ajib Shah.
Atas rekam jejak itulah, kader Partai Golkar Sumatera Utara, bersikukuh agar Musa Rajekshah ditetapkan sebagai calon Gubernur Sumatera Utara, bukan figur lainnya di luar kader partai.
Riza Fakhrumi Tahir pun mengkritik klaim Bobby Nasution sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara dari Partai Golkar.
“Saya juga heran, proses baru satu tahap dilaksanakan, kok sudah bicara diputuskan menjadi calon? Jadi tahapan itu masih panjang. Kok sudah mengklaim dapat dukungan?” kata Riza Fakhrumi Tahir.
Terlepas Bobby Nasution sudah menyampaikan permohonan maaf kepada Musa Rajekshah [walau pun tidak disampaikan langsung] terkait adanya restu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, kehadiran atau kemunculan Bobby Nasution mendaftar sebagai bakal calon gubernur (Bacagub) di markas Golkar Sumatera Utara, Jalan KH Wahid Hasyim Medan, sangatlah dinanti-nantikan.
Ketika pendaftaran Bobby Nasution diterima Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah DPD Partai Golkar Sumut, secara realita dibuka atau terbukalah ruang “pertarungan” dengan Musa Rajekshah.
Kemudian, semakin menguatlah apa yang disebut-sebut bahwa Bobby Nasution mendapat restu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto untuk bertarung di Pilgubsu 2024.
Terganggukah Musa Rajekshah dengan kehadiran Bobby Nasution di internal Partai Golkar (apalagi dia sudah mengantongi kekaderannya). Secara pribadi, Musa Rajekshah pasti menyampaikan, “TIDAK.” Itulah bahasa politiknya.
Tetapi, akar rumput pendukung Musa Rajekshah yang mengantarkannya terpilih sebagai anggota DPR RI 2024-2029, tentu tidak diam begitu saja.
Mereka akan bergerak menyuarakan dukungan bagi Musa Rajekshah sebagai calon gubernur. Bisa saja, hal tersebut menjadi HARGA MATI terhadap penguatan dukungan bagi Musa Rajekshah.
Tetapi, kehadiran Joko Widodo pada Kamis 11 April 2024 dalam rangkaian perayaan Idul Fitri bersama cucunya, anak-anak Bobby Nasution – Kahiyang Ayu, patut dibaca sebagai sinyal politik dalam melihat riak-riak yang muncul di internal Partai Golkar Sumatera Utara terkait sosok calon.
Namun, yang patut dicatat, bahwa penetapan siapa bakal calon Gubernur Sumatera Utara yang akan diusung Partai Golkar, bakalan seru dan menarik untuk diikuti.
Apa yang dibayangkan para pendukung Musa Rajekshah tentang mulusnya jagoan mereka sebagai calon, tidaklah segampang membalikkan telapak tangan.
Karena politik, adalah hitung-hitungan atas nama kepentingan pribadi, kelompok dan partai politik, yang dibalut rapi dengan satu kata, yaitu “LOYALITAS.”
“LOYALITAS”-lah, senjata paling ampuh untuk mematikan langkah kader partai politik dan menyerah tanpa melakukan “perlawanan”.
Jadi, berpolitik itu, tidak seperti memperebutkan lahan parkir, dapat dilakukan dengan adu otot. Berpolitik itu, harus sanggup mengenakan seribu topeng, di satu wajah.
Yukkk… menunggu pendaftaran Bobby Nasution, untuk lebih cerdas lagi membaca tanda-tanda, sehingga ketika berada di waktu yang ditetapkan untuk memilih [TPS], tidak pula jadi salah menetapkan pilihan.
Pematangsiantar, 12 April 2024
Penulis, INGOT SIMANGUNSONG, Pimpinan Redaksi Segaris.co