JAKARTA – SEGARIS.CO – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE.1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Dalam surat edaran tersebut, Menag Yaqut menjelaskan bahwa tujuan penerbitan surat edaran tersebut adalah untuk menjaga kesakralan ibadah dan mengedepankan nilai toleransi dalam pelaksanaan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1445H/2024 Masehi.
“Surat edaran ini dimaksudkan sebagai panduan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah/2024 Masehi dengan tetap mengutamakan nilai toleransi,” tulis Yaqut dalam surat edarannya, seperti yang dikutip pada Senin (04/03/2024).
INI KATA Rocky Gerung, Sri Mulyani tidak masuk kabinet Prabowo
Menag juga mengimbau tentang 9 poin utama yang perlu diperhatikan umat muslim dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri 2024.
Poin pertama, Menag mengimbau tentang potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan. Oleh karena itu, seluruh umat Islam diminta untuk tetap menjaga persatuan dan mengedepankan nilai toleransi dalam menghadapi hal tersebut.
Kedua, Menag juga mengimbau seluruh umat Islam untuk melaksanakan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri sesuai dengan ajaran Islam.
Ketiga, Menag mengimbau umat Islam untuk tetap mematuhi Surat Edaran Menteri Agama No. 5/2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala selama bulan Ramadan.
Keempat, masyarakat Indonesia yang beribadah Ramadan dan Idulfitri diimbau untuk mengadakan berbagai kegiatan di masjid dan musala dalam rangka mengumandangkan nilai-nilai Ramadan.
Menag juga meminta agar pesan-pesan yang disampaikan dapat mempererat persatuan sesama anak bangsa.
Kelima, Menag mengimbau agar takbiran Idulfitri dapat diumumkan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai toleransi.
Keenam, masyarakat yang melakukan takbir keliling juga diingatkan untuk tetap menjaga ketertiban.
Ketujuh, salat Idulfitri pada 1 Syawal dapat dilakukan di masjid, musala, atau lapangan. Selain itu, Menag juga mengimbau agar khutbah Idulfitri tidak mengandung unsur-unsur politik praktis.
“Materi ceramah Ramadan dan Khutbah Idulfitri disampaikan dengan menghargai persatuan Islam, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak membawa politik praktis,” tegas Yaqut.
Terakhir, umat Islam diimbau untuk mengoptimalkan zakat, infak, wakaf, dan sedekah di bulan Ramadan guna meningkatkan kesejahteraan umat. [RE/***]