SAMOSIR – SEGARIS.CO – Wakil Bupati Samosir, Martua Sitanggang, yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), menyebutkan seriusnya komitmen dari semua pihak terlibat dalam usaha mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Samosir.
Pernyataan tersebut disampaikan Martua Sitanggang saat membuka Rapat Koordinasi TPPS (Rembuk Stunting) Tahun 2024 di Aula Kantor Bupati Samosir pada Kamis (29/02/2024).
“Diperlukan keseriusan dan komitmen dari semua pihak, termasuk pemerintah desa dan pihak-pihak lainnya, untuk bersama-sama mencapai tujuan penurunan stunting dengan memanfaatkan segala potensi yang ada,” kata Wakil Bupati.
Lebih lanjut, Wakil Bupati menyampaikan bahwa penurunan angka stunting dengan cepat adalah salah satu program prioritas nasional yang harus didukung bersama.
“Permasalahan stunting yang kompleks membutuhkan upaya lintas sektor yang melibatkan semua pihak secara terintegrasi melalui koordinasi dan konsolidasi program dari tingkat pusat, daerah, hingga desa,” kata Wakil Bupati yang juga menekankan bahwa percepatan penurunan stunting memerlukan akselerasi dari segala sisi, mulai dari kebijakan pra-nikah, kehamilan, masa kehamilan, hingga interval kelahiran sebagai langkah pencegahan.
Perluasan lokasi fokus intervensi
Pada tahun 2024, melalui TPPS, telah ditetapkan 16 desa sebagai lokasi fokus baru lokus stunting dan 17 desa sebagai perluasan lokasi fokus intervensi untuk tahun 2025.
Oleh karena itu, diperlukan strategi dan rencana program untuk percepatan penurunan stunting.
Menurut Wakil Bupati, beberapa sasaran khusus pencegahan stunting adalah remaja, calon pasangan usia subur/calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu dengan anak usia 0-59 bulan. Tiga kunci pencegahan adalah perbaikan pola makan, pola asuh, sanitasi, dan akses air bersih.
Wakil Bupati juga menyampaikan bahwa pertemuan Rembuk Stunting adalah bagian dari delapan aksi integrasi yang akan meningkatkan efektivitas intervensi penurunan stunting mulai dari analisis situasi, perencanaan, pelaksanaan program, penguatan regulasi, pembinaan kader pembangunan manusia (KPM), penguatan manajemen, hingga review kinerja tahunan untuk percepatan penurunan stunting.
Rembuk stunting ini dilakukan untuk memastikan integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara seluruh komponen yang ada, baik pemerintah daerah, pemerintah desa, lembaga non-pemerintah, maupun masyarakat.
Telah disepakati lintas program
Melalui pertemuan ini, Wakil Bupati berharap agar rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas program dan lintas sektor diselaraskan dalam rencana kerja perangkat daerah (RKPD) dan rencana kerja OPD tahun berikutnya, serta penandatanganan komitmen penurunan stunting oleh seluruh stakeholder terkait.
Sementara itu, Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Sumatera Utara, Yusrizal Batubara menekankan pentingnya kerjasama antar instansi dalam upaya penurunan angka stunting.
“Sinergi antara pemerintah daerah, lembaga pemerintah terkait, serta masyarakat sangatlah vital dalam mencapai tujuan ini. Maka kami berkomitmen mendukung setiap langkah yang diambil oleh Pemkab Samosir dalam upaya menurunkan stunting,” katanya.
Salah satu kunci utama dalam penanganan masalah stunting adalah pola pengasuhan sejak 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Oleh karena itu, masyarakat atau keluarga perlu mendapatkan pengetahuan tentang pengasuhan yang ideal mulai sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Selama acara berlangsung, berbagai langkah strategis dan program-program konkret dibahas untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Samosir.
Mulai dari intervensi spesifik, intervensi sensitif, hingga penguatan program pemberdayaan masyarakat.
Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh stakeholder yang terlibat. [Hatoguan Sitanggang/***]