PALEMBANG – SEGARIS.CO – SITI ATIKOH, istri dari calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengungkapkan pengalamannya disindir sebagai sosok yang ambisius dan dianggap berlebihan karena aktif melakukan kampanye di berbagai daerah untuk mendukung pasangan suaminya, Ganjar-Mahfud.
Meski pun demikian, Atikoh menyatakan bahwa dia tidak mempermasalahkan hal tersebut.
“Bagi saya, yang terpenting adalah tujuan kita yang baik. Kita tidak akan bisa membuat semua orang senang dengan apa yang kita lakukan. Bagi saya, pertunjukan harus tetap berlanjut. Apa pun yang dikatakan oleh orang-orang yang tidak menyukai kita, tetapi niat kita adalah untuk kepentingan dan kebaikan umat,” ujar Atikoh usai berdialog dengan para pedagang di Pasar 26 Ilir, Palembang, pada Jumat (12/01/2024).
Atikoh juga menjelaskan bahwa dia sudah sering melakukan blusukan sendirian saat Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun.
Kasus Pungli Rutan KPK: Dewas ungkap rincian uang Pungli, KaRutan TERLIBAT
Dia mengaku sengaja melakukan hal tersebut untuk mendengar aspirasi warga yang kemudian akan disampaikan kepada Ganjar.
“Saya sudah melakukan ini sejak di Jawa Tengah, ketika saya menjadi Ketua Tim Penggerak PKK selama 10 tahun. Saya terbiasa berkomunikasi dengan masyarakat di seluruh Jawa Tengah. Namun, sekarang cakupannya lebih luas, mencakup seluruh Indonesia,” kata Atikoh.
Atikoh juga menambahkan bahwa sebelumnya mungkin tidak banyak yang memperhatikan kegiatannya karena fokusnya hanya pada daerah.
Dia juga biasanya melakukan perjalanan hanya dengan didampingi oleh ajudan dan sopir, bahkan tanpa fotografer.
Baginya, yang terpenting adalah dapat membantu masyarakat dengan cara mendata dan menyerap aspirasi mereka.
Selama dua hari terakhir, Atikoh telah aktif melakukan kampanye untuk Ganjar-Mahfud di Palembang.
Pada hari tersebut, Atikoh juga sempat mencicipi mie celor bersama warga dan pendukung Ganjar-Mahfud di sekitar Pasar 26 Ilir. Dia juga berdialog dengan para pedagang dan warga.
“Saya melihat bahwa harga sayur-sayuran di sini naik. Terutama bahan-bahan untuk membuat pempek, seperti timun, yang harganya relatif stabil meskipun digunakan setiap hari. Hal ini menunjukkan potensi besar yang ada di Sumatera Selatan, dengan adanya Sungai Musi dan lokasinya yang dekat dengan laut,” kata Atikoh. (***)