JELANG 40 harus lagi menuju hari Pencoblosan tanggal 14 Februari 2024, semua kelompok relawan Ganjar Pranowo/Mahfud MD turun ke darat beritakan, popoyankeun 21 Program Unggulan.
Salah satunya, Satu Sarjana Satu Keluarga Miskin. Juga 17 juta Lapangan kerja. Ngalobaan Pagawean dan KARTU SAKTI serta Sekolah Dapat Gaji, Lulus Pasti Dapat Kerja. Sakola beunang gaji, lulus cindek beunang Pagawean.
Dan masih ada 17 Program Unggulan lainnya lagi. Kenapa harus turun ??
“Karena hanya 15% Pemilih atau 30 jutaan pemilih saja yang mau dan bisa dijangkau oleh internet atau medsos,” kata Penasehat Politik DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Sabar Mangadoe dalam keterangan pers tertulis yang disampaikan ke redaksi Segaris.co, Jumat (29/12/2023).
Sedangkan sekitar 85% pemilih atau 170 jutaan Pemilih tidak terjangkau. Dan agar hasilnya lebih maksimal, segera dirikan saja Posko dan Gardu Gotong Royong di daerah dan lingkungan masing-masing, di sekitaran 820 ribuan TPS yang tersebar di seluruh Nusantara. Satu Desa atau RW/RT berdiri minimal satu POSKO dan GARDU Gotong Royong dimaksud,” kata Sabar Mangadoe.
Popoyankeun beritakan 21 program unggulan
Dengan berbasis POSKO dan GARDU Gotong Royong tersebut, kemudian seluruh relawan popoyankeun beritakan 21 Program Unggulan dimaksud. Sehingga hasilnya, jumlah perolehan suaranya jauh lebih menjamin Ganjar Pranowo/Mahfud Menang 1-Putaran.
“Dengan Relawan dan warga sekitar yang berkumpul di POSKO dan GARDU itu pun, maka sekaligus aparat dan aparatur Negara pasti takut untuk bertindak tidak netral. Karena menurut UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, Presiden Jokowi, Aparat dan Aparatur Negara bahkan Kepala Desa Wajib Netral,” kata Sabar Mangadoe.
Pokoknya, semua pendukung Ganjar/Mahfud yang berkumpul dan kerja di POSKO dan GARDU Jangan Gentar Ada Ganjar. Jangan Takut Ada Mahfud. “Ulah Ketir Aya Ganjar. Ulah Sieun Aya Mahfud !!”
“Hayuk ahh, Urang Sunda Sadayana nu muak pisan jeung Dinasti Politik Mahkamah Keluarga Jokowi, kudu ngalawan, cepetan buat POSKO atawa GARDU Gotong Royong,… Silih Asih Silih Asuh, Pabilulungan,, euyyy” kata Sabar Mangadoe.
Siswono Yudo Husodo (80 tahun), Alumni ITB angkatan tahun 1961, Alumni GMNI) dukung Ganjar/Mahfud.
Ganjar Luncurkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana, Surono merasa SENANG
Surono (52) tak bisa berkata-kata. Lidahnya kelu, matanya berkaca-kaca. Dari kejauhan, ia melihat wajah Yetty (17) putrinya yang begitu gembira. Cita-citanya untuk kuliah bisa terwujud, jika Ganjar Pranowo jadi presiden 2024.
Surono bersama istri dan anaknya Yetty datang ke acara Capres 2024 nomor urut tiga di Lapangan Desa Cangkol Kecamatan Mojolaban Sukoharjo.
Di tempat itu, Ganjar Pranowo melaunching program satu keluarga miskin satu sarjana.
Ganjar Pranowo berkomitmen, jika menjadi presiden maka ia akan mencari salah satu anak dari keluarga miskin yang akan disekolahkan hingga sarjana. Dengan program itu, maka si anak akan mampu menjadi harapan keluarga untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan.
“Alhamdulillah, saya senang sekali mendengar program Pak Ganjar, satu keluarga miskin satu sarjana. Akhirnya, mimpi anak saya bisa terwujud,” kata Surono yang hanya tukang kuli bangunan. Penghasilannya sehari-hari tak lebih dari Rp100.000. Sementara istrinya hanya buruh, dan keluarga mereka juga sangat jauh dari sejahtera.
“Tapi anak saya Yetty itu pengen kuliah. Saya sudah bilang, nduk bapak nggak punya uang. Tapi dia tetep pengen kuliah, katanya mau kerja dulu,” kata Surono.
Tapi dengan adanya program satu keluarga miskin satu sarjana yang digagas Ganjar Pranowo, mimpi itu akhirnya bisa menjadi kenyataan. Ia melihat harapan bahwa putrinya bisa kuliah.
“Ya senang sekali, tidak bisa membayangkan kalau anak tukang batu bisa jadi sarjana. Dia bisa membantu saya, membantu masyarakat dan negara. Semoga Pak Ganjar Pranowo jadi presiden agar cita-cita anak saya terwujud,” pungkasnya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo mengatakan jika program satu keluarga miskin satu sarjana adalah program prioritas. Dengan program itu, maka pendidikan di Indonesia bisa diselesaikan dan kemiskinan juga bisa diatasi.
“Ini bukan teori, karena saya sudah mempraktikkannya selama memimpin Jawa Tengah. Saya buat SMKN Jateng, sekolah boarding gratis khusus anak miskin. Saat ini, 100 persen lulusannya sudah bekerja dan mereka bisa menjadi penopang ekonomi keluarga,” kata Ganjar Pranowo.
Program satu keluarga miskin satu sarjana lanjut Ganjar Pranowo, tidaklah sulit diwujudkan. Dengan anggaran pendidikan yang besar sebanyak 20 persen dari APBN, maka program itu bisa diwujudkan.
“Termasuk kita juga punya program membuat sekolah vokasi boarding gratis untuk warga miskin sejenis SMKN Jateng di semua daerah di Indonesia. Dengan dua program itu, maka cita-cita mewujudkan generasi emas dan menuntaskan problem kemiskinan bisa dilakukan,” kata Ganjar Pranowo. (Rilis/***)