PEMILIK dan pelayan di Coffee Café “NABALAU”, sudah hafal betul, bahwa meja di pojokan – untuk dua pengopi itu – tempat khusus bagi Amani Ronggur dan Amani Padotdot.
Kalau keduanya belum muncul, pemilik usaha meminta pelayan untuk meletakkan pot bunga sebagai pertanda meja khusus itu, tidak boleh ditongkrongi pengopi lain.
Pertanda itu, sebagai bentuk penghargaan, karena Amani Ronggur dan Amani Padotdot, turut mempromosikan Coffee Café “Nabalau” melalui akun facebooknya. Nilai plus, begitulah.
MALAM ini, Amani Ronggur dan Amani Padotdot datang bersama seorang teman. Artinya, mereka butuh tambahan satu kursi. Pelayan perempuan bergegas membawa kursi dan meletakkannya di pojokan tersebut.
“Malam ini bertiga ya Pak,” tegur pelayan perempuan itu yang ditujukan kepada Amani Ronggur.
Mendengar teguran itu, Amani Ronggur agak mendekat ke pelayan perempuan itu, dan mengatakan setengah berbisik, “Teman kami ini, KEPALA DAERAH. Siapkan tiga gelas kopi ya.”
Pelayan perempuan itu menggangguk, dan beranjak.
*****
Masyarakat Haranggaol berdoa, berangkatkan dan akan menangkan Dasa Sinaga menuju DPRD Sumatera Utara
TIGA gelas kopi sudah terhidang di hadapan Amani Ronggur, Amani Padotdot dan temannya yang disebut KEPALA DAERAH itu.
“Omong-omong, bagus juga tempat tongkrongan ini. Apalagi bagian pojok kita ini. Lepas memandang hamparan luas. Segar. Angin sejuk menambah suasana lebih nyantai,” kata si KEPALA DAERAH.
“Begitulah Pak. Sudut mojok ini, banyak mengajarkan cita rasa dalam memandang apa saja. Tidak untuk menyakiti, tidak untuk menguliti, tidak untuk mendiskreditkan, apalagi untuk mengadili. Intinya, berada di pojok, tetapi tidak memojokkan,” kata Amani Ronggur.
Si KEPALA DAERAH tersenyum, dan mengangkat gelas kopinya untuk menikmati seruputan pertama.
“Emangnya, ada yang kerjanya menyakiti, menguliti, mendiskreditkan dan mengadili …” tanya Si KEPALA DAERAH.
“Kalau itu Pak, tergantung perasaan masing-masing. Rasanya bapak gimana selama ini,” tanya Amani Padotdot.
Si KEPALA DAERAH tidak menanggapi apa yang disampaikan Amani Padotdot. Ia mengarahkan tatapannya ke hamparan luas yang dipenuhi cahaya lampu warna-warni.
“Indah sekali pemandangan malam dari ketinggian ini,” kata Si KEPALA DAERAH.
SE Dinkes Pematang Siantar WASPADA penyakit Mycoplasma Pneumonia
“Nah, apa yang Bapak sampaikan itu, adalah salah satu pelajaran yang didapat dari pojok duduk kita ini. Pelajarannya, jangan cepat terpesona dengan keindahan dari ketinggian, karena apa yang kita lihat adalah bentuk pengelabuan dari keaslian bentuk di bagian dasarnya, Pak. Pesan moral berkaitan dengan tugas Bapak, jangan cepat terpesona dengan laporan anak buah, yang menyampaikan hasil kerjanya dengan menggunakan pesawat yang dilengkapi kamera, bahasa krennya drhone (mata elang), Pak,” kata Amani Ronggur.
Si KEPALA DAERAH tertawa, “Bentuk pengelabuan…Senang rasanya dengan pertemuan di pojok yang tidak memojokkan ini. Saya harus meninggalkan kalian berdua.”
“Sebelum Bapak beranjak, satu pesan lagi, waspada terhadap kalimat, yang menyebutkan, ‘tidak ada gading yang tidak retak.’ Itu ibarat kulit pisang di lantai, dapat menjatuhkan,” kata Amani Padotdot.
“Apalagi itu…. Lain waktu kita bahas lagi, sebelum memasuki tahun 2024 ya,” kata Si KEPALA DAERAH sembari berdiri untuk beranjak meninggalkan Amani Ronggur dan Amani Padotdot.
BAIKLAHHHH… Mari kita seruput habislah kopi kita ini, kata Amani Ronggur, karena tidak ada yang gratis BICARA di Coffee Café “NABALAU”.
#SalamPeduliSesama
Pematang Siantar, 13 Desember 2023
Penulis, Ingot Simangunsong Anaxi Murlan boru Silitonga, pimpinan redaksi segaris.co