Catatan | Ingot Simangunsong
SEKOLAH politik. POLITIK sekolah.
Dua kata yang sama, boleh jadi akan melahirkan tafsir yang berbeda. Tergantung seberapa berfungsinya NALAR bekerja sebelum melahirkan tafsir.
Namun, yang sangat diharapkan dari SEKOLAH POLITIK, adalah lahirnya para pembawa pesan yang punya kemampuan dan kesanggupan dalam meningkatkan kecerdasan berpolitik para politisi di rumah partai politik, yang patuh pada fatsun politik, etika, keadab-adatan dan menjaga budaya ketimuran (dimana kaki dipijak di situ langit dijunjung).
Tentu, salah satu bidang yang dibentuk di struktur kepengurusan partai politik, adanya bidang kaderisasi dan litbang.
Dua bidang tersebut, menjadi identik menjaga dan memelihara keutuhan nafas kepartaian, serta memiliki beban dalam meningkatkan kualitas pemahaman tentang politik dan perpolitikan di rumah partai politik yang berdampak pada pembangunan NKRI, serta kedewasaan rakyat dalam berpolitik.
Bukankah para politisi sudah lebih awal memahami bahwa kepentingan kenegaraan adalah lebih tinggi dibandingkan kepentingan pribadi, kepentingan kelompok dan kepentingan partai.
Jadi… RUMAH POLITIK, seharusnya terkemas sebagai tempat berkumpulnya para politisi, yang idealnya benar-benar melahirkan gagasan atau ide yang mencerminkan cakupan UUD 1945 dan Pancasila dalam mewujudkan INDONESIA EMAS.
RUMAH POLITIK, tidak atau bukanlah menjadi turut membiarkan atau menjadikan adanya politisi pecundang, politisi jahat, politisi hitam dan politisi korup.
*****
APA yang dilihat dan dirasakan rakyat di proses tahapan PESTA DEMOKRASI pemilihan Presiden-Wakil Presiden dan legislatif yang akan digelar pada 14 Februari 2024, adalah cerminan betapa kelamnya EDUKASI politik dan perpolitikan di negeri ini.
Rakyat teredukasi otodidak dalam menyikapi suasana perpolitikan di sepanjang hadirnya partai politik. Rakyat mengamati tingkah laku para politisi melalui kacamata perasaan bukan karena pengetahuan.
Jikalau pun pengetahuan rakyat bertambah dan melahirkan perubahan arah pikir, tetaplah berlandaskan keotodidakan. Karena, partai politik pun sudah nyata-nyata, gagal dalam mengedukasi kadernya untuk tetap berada di garis politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Intinya, politik tak seburuk yang didefinisikan dan dirasakan masyarakat.
Politik adalah sesuatu yang mulia karena dengan politik berbagai keputusan penting dan berguna bagi masyarakat diciptakan.
Dengan politik, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat dapat terwujud.
(Hal itu disampaikan almarhum Prof. Dr. Idrus Affandi, SH, Guru Besar Ilmu Politik dan Sosiologi Politik, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung).
*****
PESTA DEMOKRASI 2024, seharusnyalah menjadi KACA RAKSASA untuk bercermin bagi para Ketua Umum Partai Politik, agar dapat melihat betapa kelamnya EDUKASI politik di negeri kita ini, INDONESIA.
Bagaimana anak-anak negeri dapat menyusuri jalan menuju INDONESIA EMAS 2045, jika kualitas berpolitiknya para politisi di level atas, tidak tulus dalam menyajikan PESTA DEMOKRASI yang gembirakan hati rakyat.
Mewujudkan “gembirakan hati rakyat,” sangatlah berkaitan erat dengan seberapa kencang dan patuhnya Partai Politik memberikan edukasi politik ke para kader, mau pun rakyat sebagai “sang pemilik SUARA RAKYAT adalah SUARA TUHAN.”
Kalau target partai politik hanya terpusat pada bagaimana merebut KEKUASAAN untuk BERKUASA, betapa kerdilnya buah edukasi politik di RUMAH POLITIK yang dibentuk partai-partai politik.
Maka, edukasi politik akan semakin terperangkap pada kekelam yang pekat. Karena politik dikemas hanya pada tataran “rebut kekuasaan untuk keberkuasaan.”
Kalangan akadimisi, para cendikiawan dan para ulama, sudah saatnya membuka ruang lebar bagi EDUKASI POLITIK yang benar-benar patuh pada fatsun politik, etika, keadab-adatan dan menjaga budaya ketimuran (dimana kaki dipijak di situ langit dijunjung).
Penguatan EDUKASI POLITIK, bahwa dengan politik, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat dapat terwujud.
Semoga menuju INDONESIA EMAS, rakyat tidak salah memilih pemimpin 5 tahun ke depan.
Salam DEMOKRASI. Salam HATI NURANI.
SUARA RAKYAT, adalah SUARA TUHAN. Vox populi, vox dei.
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo