Catatan | Ingot Simangunsong
CUAP-CUAP politisi di panggung tiga kandidat Presiden dan Wakil Presiden untuk memimpin Indonesia di 2024-2029, jangan biarkan mendominasi perasaan dan hati nurani menjadi terpuruk karena akal sehat “terjepit” emosi sesat.
Mau drama korea (drakor), mau gemoy dan entah mau dikategorikan apa pun itu, tetap saja para politisi sedang bersilat lidah dalam upaya menaikkan tensi emosional para calon pemilih (rakyat).
Para pemilih (konstituen) harus tetap memposikan diri pada apa yang disebut-sebut, SUARA RAKYAT, SUARA TUHAN.
Tetaplah fokus pada tagline tersebut, agar suara pemilih terbagi pada ketiga calon Presiden dan Wakil Presiden dalam tataran rendah emosi, rendah alur perasaan, namun kuat dalam data serta rekam jejak dari ketiga calon.
Jika rekam jejak sudah dilengkapi dengan data dan terakomodir dalam pusar alam pikir yang jernih bening, tentu akan lebih tenanglah hati nurani untuk menentukan dan menetapkan pilihan terhadap siapa calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.
Para politisi itu, hanyalah salah satu dari sekian alat peraga kampanye (APK). Para politisi itu, sedang menggoreng-goreng isu yang tujuannya menggiring emosional para pemilik suara agar masuk dalam “perangkap.”
Para politisi itu, hanya fokus pada satu tarikan, yaitu bagaimana para pemilih masuk tanpa logika.
Sebagai rakyat yang suaranya sangat diidentikan sebagai SUARA TUHAN, tidaklah pas jika harus KALAH dengan koar-koar politisi yang sebangun dengan APK itu.
Rakyat tidak boleh dikalahkan oleh seliweran gorengan-gorengan politik. Rakyat harus cerdas dengan data dan rekam jejak.
Emosional yang dipengaruhi politisi, akan menghasilkan pilihan salah. Jangan menyesal kemudian, setelah nasi menjadi bubur. Jangan mengedepankan emosi, dengan “memenjarakan” HATI NURANI.
Mari mengalahkan PUSARAN POLITIK EMOSIONAL dengan gerakan HATI NURANI, rekam jejak dan KEKUATAN DATA.
Suara rakyat, SUARA TUHAN, tidaklah sebatas basa-basi, karena di dalamnya terkandung KEKUATAN yang DAHSAT yang tentu tidak dapat serta merta diukur atau terukur dengan cost politic, apalagi money politic.
PESTA DEMOKRASI gembirakan RAKYAT, bukan gembirakan POLITISI dan perangkat-perangkatnya.
Tetap tegar dan kuat untuk Vox populi, vox dei.
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo