Segaris.co
Jumat, 16 Mei 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Buah Pikir

Menanti NETRALITAS Jokowi

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
31 Oktober 2023 | 21:52 WIB
in Buah Pikir

Oleh | Sutrisno Pangaibuan

SEPERTI biasa para loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung membangun benteng demi melindungi manuver politiknya dari berbagai tuduhan miring.

Maruarar Sirait (loyalis Jokowi) mengklaim Jokowi sebagai negarawan setelah makan siang bersama tiga bakal capres, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Loyalis Jokowi lainnya mengklaim makan siang tersebut menyejukkan bagi  iklim politik yang mulai memanas. Bahkan ada loyalis Jokowi yang mengklaim makan siang tersebut sebagai bukti Jokowi netral.

Meski putra sulung Jokowi maju sebagai bakal cawapres, loyalis Jokowi yakin bahwa Jokowi tidak akan berpihak dan pasti netral.

Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan pemerintahan yang harus netral terlalu kesusu menggelar makan siang bersama ketiga bakal capres.

Relawan DGP: GIBRAN si MALIN KUNDANG atau Jokowi PENGKHIANAT??

Sebab sebagai bakal capres, ketiganya belum pasti lolos menjadi capres. KPU saat ini sedang melakukan pemeriksaan dan penelitian seluruh berkas persyaratan ketiga bakal capres.

Setelah seluruh persyaratan dipenuhi, maka KPU akan menetepakan ketiganya sebagai calon, lalu nomor urut peserta Pemilu diundi dan ditetapkan. Ketiganya sah sebagai capres setelah ditetapkan sebagai calon dan diberi nomor urut oleh KPU

Maka sebelum penetapan pasangan calon digelar, pergantian bakal capres atau cawapres masih dapat dilakukan seperti tercantum dalam beleid Peraturan KPU No. 22 Tahun 2018 tentang Pencalonan Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Berdasarkan Pasal 23, jika bakal paslon tidak memenuhi syarat, KPU akan membuat berita acara verifikasi dokumen perbaikan.

DIPOLISIKAN Lamsiang Sitompul, BOASA SIMANJUNTAK ditangkap dan ditahan

Bila tidak ada perbaikan dalam waktu tiga hari sejak dokumen diterima oleh partai atau koalisi pengusung, capres atau cawapres dinyatakan tidak memenuhi syarat mutlak.

Maka bakal capres Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan serta bakal cawapres Mahfud MD, Gibran Rakabuming Raka, dan Muhaimin Iskandar masih dapat berubah dan dapat diganti sebelum ditetapkan sebagai calon secara resmi oleh KPU.

Sehingga pertemuan plus makan siang Jokowi dengan ketiga bakal capres kemarin, dan rencana pertemuan Ma’ruf Amin dengan ketiga bakal cawapres besok, Rabu (01/11/2023) hanya silaturahmi dan makan siang biasa.

Tidak memengaruhi apapun, dan tidak dapat dimaknai sebagai wujud netralitas Jokowi pun dan negarawan.

Menakar kualitas kenegarawanan Jokowi

Sebagai kepala negara dan pemerintahan, Presiden Republik Indonesia harus netral. Demikian juga dengan pembantu presiden, para menteri dan kepala lembaga tidak boleh memihak kepada partai politik dan pasangan calon.

Akan tetapi karena Jokowi memimpin koalisi gemuk Indonesia Maju, maka setiap hari  kita saksikan akrobat politik cawe-cawe para menteri dengan latar belakang Ketum Parpol dan Ketum Relawan Jokowi.

Mereka dengan restu Jokowi saat ini lebih banyak mengurusi kegiatan politik, daripada tugas dan tanggung jawabnya sebagai menteri. Mereka yang aktif menjadi tim sukses bakal capres/cawapres Prabowo/Gibran (putra sulung Jokowi), adalah para menteri seperti Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Bahlil Lahadalia, Budi Arie Setiadi.

Wali Kota: “Pematang Siantar menjadi penyanggah Danau Toba”

Para menteri tersebut sering memanfaatkan berbagai fasilitas negara berupa kantor, kendaraan, rumah dinas untuk pemenangan Prabowo-Gibran.

Salah satunya saat Gibran safari politik, sowan ke Zulkifli Hasan di rumah dinas Menteri Perdagangan di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan.

Tentu materi pertemuan tidak terkait tingginya harga beras, namun pasti berkaitan dengan “restu”  PAN kepada putra Jokowi untuk menjadi bakal cawapres.

Begitu juga dengan pertemuan Jokowi dengan para menteri yang juga ketum Parpol koalisi pendukung putranya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama di istana negara maupun istana merdeka pasti tidak hanya berkaitan dengan tugas menteri.

Maka makan siang bersama bakal capres kemarin, dan rencana makan siang bersama bakal cawapres besok sama sekali tidak berkaitan dengan netralitas pemerintahan yang dipimpin Jokowi-Ma’ruf Amin.

Kegiatan tersebut hanya lip service dan upaya membangun citra netral, menghindari tuduhan bahwa Jokowi melakukan abuse of power demi memenangkan putranya. Makan siang tersebut juga tidak serta merta memberi label negarawan kepada Jokowi.

Sebab dalam KBBI, kata negarawan, ahli dalam kenegaraan; ahli dalam menjalankan negara (pemerintahan); pemimpin politik yang secara taat asas menyusun kebijakan negara dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan.

Maka hanya pemimpin politik mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negara yang layak disebut negarawan. Negarawan adalah pemimpin politik yang telah tuntas (selesai) dengan kepentingan diri sendiri, istri, anak, menantu, cucu, keluarga, dan kerabatnya.

Negarawan tidak memiliki vested of interest, tidak butuh puja puji, pun pernyataan setia dan tegak lurus dari pengikut dan loyalisnya.

Negarawan adalah pemimpin yang berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab. Mundur atau berhenti saat gagal, tidak membiarkan anak buahnya bermanuver politik untuk menambah periode (3 periode) atau menunda Pemilu.

Negarawan adalah orang yang berani memecat menteri yang menampar mukanya dengan bergerak mengusulkan penambahan periode atau penundaan Pemilu.

Jokowi (tidak) harus netral

Sebagai warga negara dan insan politik, Jokowi memiliki hak politik dan bebas mengekspresikannya. Sebagai kader PDI-P (KTA aktif, belum mundur atau dipecat), Jokowi dapat bergerak demi kepentingan politik PDI-P.

Sebagai orang tua dari bakal cawapres Gibran, Jokowi pun dapat dan harus berjuang untuk kemenangannya. Jokowi harus menggunakan hak pilih aktifnya sesuai kebutuhan dan kepentingan politik. Jokowi tidak harus netral, dan tidak boleh netral.

Namun Jokowi harus mengambil masa cuti saat kampanye untuk partainya (PDI-P atau PSI?) atau saat berjuang demi kemenangan putranya. Jokowi juga dapat mengajak orang lain untuk memilih partai atau pasangan calon yang didukungnya.

Akan tetapi sebagai kepala negara dan pemerintahan, Presiden Jokowi tidak dapat menggunakan dan menggerakkan alat negara, baik TNI, BIN, POLRI, BAIS, Pj Gubernur/Bupati/Wali Kota dan ASN demi memenangkan partainya atau putranya.

Presiden Jokowi juga tidak dapat menggunakan fasilitas negara baik istana, kendaaraan (pesawat kepresidenan, mobil), termasuk program kegiatan pemerintah demi memenangkan partainya dan putranya.

Pemasangan gambar wajah Jokowi pada alat peraga kampanye dan bahan kampanye sejumlah partai politik dan bakal capres/cawapres harus dihentikan.

Termasuk yang telah dipasang dan dipajang di seluruh wilayah harus diturunkan. Pemanfaatan foto Jokowi dalam alat peraga dan bahan kampanye pasti berhubungan dengan posisi Jokowi sebagai presiden.

Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi yang mencapai 80% diyakini berpengaruh pada pilihan rakyat terhadap partai dan pasangan calon.

Sehingga meski Jokowi sebagai anggota dan pemilik KTA PDI-P, pada saat yang sama PSI, partai yang dipimpin putra bungsu Jokowi, mengklaim PSI sebagai partainya Jokowi, dan menjadi partai yang mensosialisasikan paham Jokowisme.

Kualitas demokrasi jelang Pemilu 2024 salah satunya akan ditentukan oleh netralitas pemerintahan Jokowi bersama seluruh alat dan perangkat negara.

Jokowi akan layak disebut dan dikenang sebagai negarawan jika dan hanya jika Jokowi tidak abuse of power.

Sepanjang istana negara dan istana merdeka digunakan untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara, maka demokrasi akan semakin berkualitas.

Akan tetapi ketika istana cawe-cawe memenangkan partai dan calon tertentu, secara terbuka maupun tertutup, maka demokrasi berjalan mundur dan dapat memicu dan memacu pergolakan politik.

Makan siang istana menjadi perlu dan penting saat ketiga pasangan bakal calon telah ditetapkan sebagai calon bersama seluruh pimpinan alat dan perangkat negara. Bersamaan dengan makan siang tersebut digelar deklarasi netralitas negara dalam pemilu 2024.

Penulis, Sutrisno Pangaribuan, Kader PDI-P dan Presidium GaMa Centre

Tags: GanjarGibranJokowiMahfudNetralitasPrabowosegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Buah Pikir

Buku Cetak vs Buku Digital: Kelebihan dan kelemahan

by Ingot Simangunsong
2 April 2025 | 09:01 WIB
0

  Catatan | ingot simangunsong DI era digital saat ini, buku cetak dan buku digital menjadi dua pilihan utama bagi...

Read more
Buah Pikir

Pojokan: Zona aman atau tanda ketertutupan?

by Ingot Simangunsong
1 April 2025 | 16:33 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong SETIAP orang sering memilih duduk di pojokan karena beberapa alasan psikologis dan praktis: Rasa Aman dan...

Read more
Buah Pikir

Menjaga netralitas pendidikan dari politisasi: Tanggung jawab bersama

by Ingot Simangunsong
2 Februari 2025 | 13:54 WIB
0

Oleh | Zita Nadia GultomPendidikan merupakan hak fundamental bagi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar...

Read more
Buah Pikir

Kontroversi Pagar Laut di Tangerang: Ancaman bagi Nelayan dan Sengketa Ruang Pesisir

by Ingot Simangunsong
1 Februari 2025 | 17:54 WIB
0

Oleh: Vice RLYS Keberadaan pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang memicu polemik di berbagai kalangan. Struktur yang membentang sepanjang 30...

Read more
Buah Pikir

Silaturahmi, Ziarah Makam Wali Nusantara, dan Wisata Religi bersama Tuan Guru Batak Syekh Dr Ahmad Sabban Elramaniy Rajagukguk, MA

by Ingot Simangunsong
6 Desember 2024 | 13:22 WIB
0

Catatan | Kh A Rajagukguk | Pak Imam DALAM semangat mempererat silaturahmi dan menghormati perjuangan para ulama Nusantara, Tuan Guru...

Read more
Buah Pikir

Polri yang ideal untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik

by Ingot Simangunsong
30 November 2024 | 05:42 WIB
0

oleh | Herry Chandra ST POLRI, sebagai lembaga penegak Hukum yang memiliki peran vital dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,...

Read more

Berita Terbaru

Kolom

TBC si penyakit “tiga huruf” bangkit lagi

16 Mei 2025 | 06:18 WIB
News

Pemko Pematangsiantar gelar gladi kesiapsiagaan hadapi ancaman bencana

15 Mei 2025 | 13:57 WIB
News

Website CCTV pemantauan lalu lintas Pematangsiantar diserang siber, dialihkan ke SITUS JUDI

13 Mei 2025 | 19:18 WIB
News

111 calon jamaah haji Pematangsiantar diberangkatkan menuju Tanah Suci

10 Mei 2025 | 09:40 WIB
News

Ladies Program Munas APEKSI VII dorong kolaborasi TP PKK untuk pemberdayaan perempuan

9 Mei 2025 | 19:29 WIB
News

Pemkab Samosir terima 18 sertifikat tanah, Bupati Vandiko hadiri “Rakor Tata Ruang dan Pertanahan” di Medan

8 Mei 2025 | 10:43 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar Hadiri Munas VII APEKSI di Surabaya, Bahas Efisiensi dan Penguatan Fiskal Daerah

8 Mei 2025 | 10:23 WIB
News

DPR Jayapura “Studi Tiru” ke Samosir, dalami pengelolaan kawasan Danau Toba

7 Mei 2025 | 20:12 WIB
News

Pemkab Samosir dan FK3S gelar Paskah Oikumene di desa terpencil

7 Mei 2025 | 09:36 WIB
News

Ke siswa SMA Negeri 1 Girsang Sipanganbolon, Dasa Sinaga ingatkan pentingnya penyebarluasan ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan

7 Mei 2025 | 06:08 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar hadiri Gala Dinner Munas VII APEKSI 2025 di Surabaya

6 Mei 2025 | 20:54 WIB
News

Warga Samosir laporkan dugaan pencemaran nama baik, tudingan penyakit HIV jadi pemicu

6 Mei 2025 | 13:28 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba