ACARA upah-upah atau syukuran menyambut kehadiran Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) di kediaman Buya Syekh Ali Akbar Marbun menjadi pengingat bahwa nama Hassanudin pernah menjadi bagian penting dari perkembangan provinsi ini beberapa tahun lalu, sebagai Pangdam I/BB.
Syukuran sederhana itu di Pondok Pesantren Al-Kautsar AL-Akbar, Jalan Pelajar Timur, Kota Medan, Jumat (13/10/2023), diawali dengan silaturahmi bersama tokoh agama dan masyarakat, serta para pimpinan OPD Pemprov Sumut.
Pj Gubernur Sumut, Hassanudin menceritakan sejarah singkat perjalanan hidup dari usia belia, hingga bisa meraih pangkat Mayor Jenderal (Mayjen).
Wali Kota: “Kampung Tenun Ulos Siantar menjadi Kampung Wisata”
Hassanudin lahir di Kota Prabumulih yang dulu masih menjadi bagian dari Kabupaten Muaraenim, Provinsi Sumatera Selatan, menjalani kehidupan yang sederhana.
“Usia saya tiga tahun, ayah meninggal dunia. Dan saya ikut berjualan bersama uak saya di Palembang. Sampai saya ikut testing masuk ABRI (TNI) dan lulus. Dan di sini, saya sudah tiga kali bertugas, pertama sebagai Asrendam (I/BB), Kasdam (I/BB) dan Pangdam I/BB. Jadi ini kedatangan saya yang kedua ke kediaman Buya,” kata Pj Gubernur.
Kepada para Ulama, Pj Gubernur menyebutkan bahwa Pemprov Sumut memerlukan peran tokoh agama dalam mendukung pembangunan. Meski pun berada pada posisi yang berbeda, namun dengan sinergitas serta kebersamaan, maka suasana harmoni akan dapat terpelihara. Sebab semua komponen yang ada, memberikan perhatian bagi tujuan kesejahteraan masyarakat.
“Termasuk catatan kita, bahwa selain Sumatera Utara sebagai provinsi terbesar keempat jumlah penduduknya, provinsi ini juga menjadi yang nomor satu peredaran narkoba. Oleh karena itu, saya berharap sekali semua pihak, khususnya para ulama memberikan perhatian untuk itu,” kata Hassanudin.
Wali Kota: “Hindari polarisasi masyarakat, minimalkan politik identitas SARA”
Sementara itu, Buya Syekh Ali Akbar Marbun menyampaikan, meski pun masa kepemimpinan ini hanya setahun lebih, namun dengan pengalaman teritorial yang dimiliki seorang pensiunan TNI ini, dinilai akan mampu membawa provinsi ini menjadi lebih baik lagi ke depan.
“Tentu antara ulama dan umara merupakan bagian yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain. Karena itu keduanya harus saling bersinergi, saling mendukung,” kata Buya.
Karenanya, ia berharap kepemimpinan Hassanudin mampu membawa Sumut sebagai provinsi yang harmoni dan dinamika berjalan dalam iklim yang kondusif. Mengingat Sumut adalah miniatur Indonesia, yang dihuni oleh masyarakat yang multi etnik, baik lokal, nasional hingga etnis internasional.
Usai berbincang akrab, Pj Gubernur menerima acara syukuran dengan diulosi Buya Syekh Ali Akbar Marbun, diupah-upah dan disulangi makan ikan mas arsik khas Batak, serta ditutup dengan makan bersama dan sholat maghrib berjemaah. (Sipa Munthe/***)