BERMINGGU-minggu, para pecinta musik menantikan Festival Supernova yang digelar di gurun pasir di Israel selatan, bertepatan dengan acara perayaan Yahudi, Sukkot.
“Waktunya telah tiba ketika seluruh keluarga akan berkumpul kembali, dan betapa menyenangkan hal itu,” sebut panitia penyelenggara di media sosial sebelum acara dimulai.
Namun, hanya beberapa jam kemudian, halaman media sosial mereka kini dibanjiri oleh orang-orang yang berusaha menemukan anggota keluarga mereka, setelah kelompok milisi Palestina menyerbu festival tersebut.
Mereka melepaskan tembakan sebagai bagian dari serangan mendadak besar-besaran terhadap Israel.
Pertandingan Persahabatan Sepakbola APEKSI, INI Efek DOMINO bagi Kota Pematang Siantar
Lebih dari 260 jenazah dilaporkan ditemukan dari lokasi festival, menurut tim penyelamat Zaka.
Salah seorang pengunjung pesta musik itu, Ortel, mengaku merasa ada sesuatu yang tidak beres ketika terdengar sirene saat fajar, yang memperingatkan bakal ada serangan roket.
Para saksi mata mengatakan, tak lama setelah serangan roket tersebut, sontak terdengar suara tembakan.
“Mereka mematikan listrik dan tiba-tiba entah dari mana mereka [milisi] masuk ke dalam sambil melepaskan tembakan, melepaskan tembakan ke segala arah,” katanya kepada Channel 12.
Soal berantas Narkoba, Kapolres Siantar: “Saya sudah bentuk Timsus”
“Lima puluh teroris tiba dengan mobil van, mengenakan seragam militer,” ungkapnya.
Orang-orang berusaha melarikan diri dari lokasi tersebut, ungkapnya, berlari melintasi gurun pasir dan masuk ke mobil mereka untuk kabur – namun sejumlah pengunjung pesta mengatakan ada beberapa jip yang penuh pria bersenjata, yang menembaki mobil-mobil itu.
“Mereka melepaskan tembakan, dan kami mencapai titik di mana semua orang menghentikan kendaraan mereka dan mulai berlari.
“Saya menuju sebuah pohon, di antara semak-semak seperti ini, dan mereka mulai menembaki orang-orang.
“Saya melihat banyak orang yang terluka terlempar ke sana kemari dan saya sembunyi di balik pohon, serta mencoba memahami apa yang terjadi.”
Lokasi festival – dengan tiga panggung, areal perkemahan, bar serta area menjual makanan – berada di Gurun Negev, dekat Kibbutz Re’im.
Letaknya tak jauh dari Jalur Gaza, tempat para milisi Hamas melintasi perbatasan saat fajar untuk melancarkan serangan. Mereka kemudian menyusup ke kota-kota dan beberapa desa, menyandera puluhan orang.
Esther Borochov mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia sedang mengemudi ketika kendaraannya ditabrak.
Dia melihat seorang pria muda mengendarai mobil lain, yang menyuruhnya masuk.
Dia menurutinya – tetapi pria itu kemudian ditembak dari jarak dekat. Esther mengaku berpura-pura mati hingga akhirnya diselamatkan oleh tentara Israel.
“Saya tidak bisa menggerakkan kaki saya,” ujarnya kepada Reuters saat dihubungi di rumah sakit.
“Pasukan tentara datang dan membawa kami ke semak-semak.”
Banyak pengunjung festival – seperti Ortel – bersembunyi di semak-semak dan kebun buah terdekat selama berjam-jam, berharap pasukan militer datang dan menyelamatkan mereka.
“Saya ubah setelan panggilan telepon seluler ke mute, dan kemudian saya mulai merangkak melewati kebun jeruk. Percikan api berkobar di atas saya,” kata Ortel. (BBCIndonesia/***)