KEPALA Dinas Komuniasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Ilyas Sitorus menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut tetap mendukung kemerdekaan pers.
Terkait keributan antara wartawan dan oknum Satpol PP pada Acara Penyerahan Memori Jabatan Gubernur, adalah murni insiden di lapangan.
“Kejadian tersebut adalah murni insiden di lapangan karena tidak ada kebijakan pelarangan wartawan meliput termasuk pada kegiatan penyerahan memori jabatan Gubernur Sumut pada waktu itu,” kata Ilyas Sitorus, menjawab pertanyaan wartawan, Jumat (08/09/2023) di Medan.
Oknum pejabat Kominfo Toba lakukan PELECEHAN SEKSUAL terhadap pegawai honor
Buktinya, tambah Ilyas, ada puluhan wartawan yang hadir dan meliput kegiatan tersebut.
“Sudah ada puluhan awak media yang menunggu di dalam ruangan. Jadi sama sekali tidak ada pelarangan wartawan meliput,” tegasnya.
Menurutnya. Pemprov Sumut sangat terbuka bagi para jurnalis, karena pers merupakan mitra strategis dalam penyampaian informasi tentang kebijakan pembangunan dan menyampaikan aspirasi masyarakat.
Di Kabupaten Toba, ada 16 kasus pelecehan terhadap anak dan perempuan
Pemprov Sumut menjaga hubungan yang baik dengan awak media. Bahkan disediakan fasilitas ruangan pers atau pers room yang representatif untuk kemudahan wartawan dalam melakukan tugas jurnalistiknya di Kantor Gubernur.
Pihaknya menyesalkan terjadinya insiden tersebut. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pihaknya, menurut Ilyas, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab insiden tersebut terjadi. Pertama, wartawan yang bersangkutan datang terlambat di saat Gubernur, Wakil Gubernur dan Pj Gubernur sudah masuk ke dalam ruangan.
“Untuk kekhidmatan acara, petugas Satpol PP memang harus langsung menutup pintu utama saat Gubernur sudah masuk ke dalam ruangan,” katanya.
Empat sekeluarga penderita LUMPUH LAYU, Kapolres Simalungun lakukan KUNJUNGAN KASIH
Dijelaskan Ilyas, di dalam video yang beredar memang masih ada beberapa pejabat dan petugas yang masih masuk ke dalam ruangan dan diberikan akses.
“Hal ini dikarenakan mereka tertahan oleh massa yang berkumpul di halaman Kantor Gubernur,” katanya.
Sementara wartawan IDN Times yang pada waktu itu tidak diberi akses oleh petugas Satpol PP yang berjaga di pintu, pada saat itu mengenakan pakaian T-Shirt dan topi.
“Jadi, kami memohon maaf atas insiden tersebut, namun memang ada aturan yang berlaku dan ini menjadi pegangan petugas Satpol PP, bahwa dalam kegiatan resmi, hadirin wajib berpakaian yang rapi. Tapi begitupun, sekali lagi kami memohon maaf atas insiden tersebut, jangan sampai insiden ini mencederai hubungan baik yang selama ini sudah terjaga, dan mari kita jadikan ini pelajaran bersama,” ujar Ilyas. (Sipa Munthe/***)