PERJALANAN menuju Huta I, Nagori Dolok Simbolon, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, dimulai dari simpang Sinaksak, Sabtu (03/06/2023).
Seorang ibu, tempat bertanya segaris.co, mengingatkan kondisi jalan tidak mulus. Sepanjang 12 kilometer, badan jalan dipenuhi bebatuan sebesar mangga dan kelapa, yang dibalut tanah liat. Di sepanjang jalan tersebut, sesekali ditemukan jalan menanjak dan menurun.
“Hati-hati… pelan-pelan saja jalannya,” ibu tersebut mengingatkan segaris.co.
Ya. Memang harus ekstra hati-hati. Apalagi kendaraan yang membawa segaris.co, sepedamotor jenis matic.
Ketemu Gamot Huta I
Setelah melintasi jalan sepanjang 12 kiometer dengan tantangan jalan bebatuan, sampai juga di Huta I, Nagori Dolok Simbolon, dan ketemu dengan Gamot, Sudarno yang sudah beraktifitas sebagai Gamot sejak tahun 2012 itu.
Warga Nagori Dolok Simbolon yang terdiri dari Huta I, II dan III itu, pada Maret 2023, telah menggelar pesta demokerasi Pemilihan Pangulu Nagori (Pilpanag) yang mendapuk Berlin Simbolon sebagai pangulu baru terpilih, yang akan dilantik Bupati Kabupaten Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, pada 7 Juni 2023.
“Pilpanag kemarin, ganti pangulu, dan yang terpilih Pak Berlin Simbolon. Kami sedang menunggu dilantik, agar pembangunan di Nagori Dolok Simbolon dapat dilanjutkan,” kata Sudarno.
Bantu perekonomian warga
Kondisi jalan rusak sepanjang 12 kilometer tersebut, menurut Sudarno, sudah berulang-ulang disampaikan dalam Musrangdes, namun tidak juga terealisasikan.
“Kami berharap, Pak Bupati memberikan perhatian khusus terhadap aspirasi yang kami sampaikan. Karena, dengan diperbaikinya jalan sepanjang 12 kilometer, maka perekonomian warga sangat terbantu,” kata Sudarno.
Di Nagori Dolok Simbolon, hanya terdapat Sekolah Dasar, dan untuk melanjutkan pendidikan menengah (SMP) dan atas (SMA), menurut Sudarno, anak-anak harus ke Kota Pematang Siantar.
“Karena tidak ada angkutan, orangtua harus menyediakan kendaraan roda dua, atau anak-anak ngekos di Kota Pematang Siantar. Kalau naik kendaraan roda dua, setiap pagi untuk pulang pergi, orangtua harus siapkan bensin satu liter harga Rp12.000, sesampai di Simpang Sinaksak, titip sepedamotor dan melanjutkan perjalanan dengan naik angkot,” kata Sudarno yang menyebutkan setiap hari untuk seorang anak dibutuhkan biaya Rp25.000.
KUASA HUKUM minta Polda Metro Jaya ambil alih KASUS KEMATIAN Fajar Siringo-ringo
Pernah ada angkot
Sudarno menyebutkan, pernah ada seorang pengusaha angkutan menyediakan angkot untuk antar anak sekolah dan warga, tetapi hanya tahan beberapa bulan saja.
“Angkot terhenti beroperasi, karena biaya perbaikan kerusakan kendaraan, tidak sebanding dengan penghasilan,” kata Sudarno yang kembali menyampaikan pengharapan Pak Bupati Simalungun, dapat memprioritaskan perbaikan jalan di sepanjang 12 kilometer.
“Jika jalan bagus, angkot akan beroperasi, biaya pengeluaran berkurang dan keselamatan anak-anak menuju sekolah semakin aman dan nyaman,” kata Sudarno yang menyebutkan, bahwa warga Nagori Dolok Simbolon, mayoritas berpenghasilan dari perkebunan sawit dan karet. (Ingot Simangunsong/***)