“SALAH SATUNYA yang harus kita kerjakan adalah bahwa kita sama-sama mencegah. Ini harus ada pencegahan.”
Hal tersebut disampaikan Bupati Kabupaten Toba, Poltak Sitorus saat menerima kunjungan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait di Rumah Dinas Bupati Toba, Balige, Kabupaten Toba, Jumat (26/05/2023).
Bupati sepakat bahwa aksi kekerasan seksual terhadap anak harus benar-benar diberantas.
Menyambut rencana Arist Merdeka Sirait, Bupati juga sepakat untuk mengajak semua pihak agar duduk bersama-sama membicarakan solusi untuk masalah kekerasan seksual terhadap anak.
“Bersama-sama kita tadi sepakat mengajak seluruh pihak terkait. Pemerintah, masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan juga pihak kepolisian. Ada penyuluhan juga nanti kita buat, sosialisasi supaya mereka ada kesadaran akan hal ini,” ujarnya.
Masalah Bendera di kantor PGRI Simalungun, Jarinsen Purba: “Sudah diagendakan menggantikannya”
Tidak hanya sosialisasi, namun penegakan hukum terhadap para pelaku kekerasan seksual juga harus benar-benar ditegakkan.
“Kemudian juga nanti ada juga penanganan kalau ada kejadian ini ya, tegas penanganannya, hukumnya, jadi masyarakat terhindar daripada itu,” kata Bupati.
Gagasan memutus mata rantai
Arist Merdeka Sirait menawarkan ide dan gagasan untuk memutus mata rantai kekerasan anak di wilayah Kabupaten Toba.
Menurut Arist Merdeka, saat ini Kabupaten Toba berada dalam zona merah kekerasan seksual terhadap anak, baik korban incest (hubungan sedarah) maupun korban pemerkosaan pihak lain.
Nanis Setiani: “Sebenarnya, RPAM Perumda Tirtauli SUDAH SANGAT BAIK”
“Kami sudah berdiskusi untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya. Dalam waktu yang tidak lagi lama, kita akan lakukan pertemuan pembahasan ini lebih detail,” kata Arist Merdeka.
Ke depan pihaknya bersama Pemkab Toba akan menggelar pertemuan membahas solusi untuk memutus kekerasan seksual terhadap anak, dengan mengundang banyak pihak, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, penegak hukum dan pihak lain.
Proyek Rp22,7 M lebih di Samosir ASAL JADI, Pejabat BWS Sumatera II Kementerian PUPR SULIT DITEMUI
“Melibatkan banyak orang. Supaya apa ?, supaya aksi untuk memutus kekerasan seksual yang sudah memasuki zona merah di wilayah Toba ini bisa kita tuntaskan. Tentu kita harus betul-betul menjaga ini supaya ini tidak menjadi virus,” kata Arist Merdeka yang menambahkan, beberapa rencana awal yang dipersiapkan adalah dengan melakukan sosialisasi besar-besaran yang melibatkan kepala desa, termasuk melalui lembaga agama seperti gereja dan masjid.
“Misalnya gereja kita dorong agar setiap minggu ada khotbah untuk mengantisipasi fenomena sosial seperti itu,” kata Arist Merdeka.
Hadir dalam pertemuan ini, Kapolres Toba, AKBP Taufiq Hidayat Thayeb, Ketua TP-PKK, Rita Marlina Poltak Sitorus, Sekdakab Toba, Augus Sitorus, Kadis PMD PPA, Henry Silalahi, Kadis Kominfo, Sesmon TB Butarbutar, Kadis Sosial yang diwakili Lambok Siahaan. (Paber Simanjuntak/***)