Oleh | Sutrisno Pangaribuan
PILPRES 2004 diikuti oleh 4 paslon, dan 2 putaran. Pilpres 2009 diikuti 3 paslon dan 1 putaran. Pilpres tetap menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan. Kita tidak mendapati penggunaan politik identitas, sentimen primordial, mau pun eksploitasi SARA.
Pilpres 2014 dan 2019 diikuti oleh 2 paslon dengan capres yang sama. Jokowi menang 2 kali dan menjadi presiden. Kedua pilpres berujung gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Terjadi pembelahan rakyat dalam waktu yang lama. Penggunaan politik identitas, sentimen primordial, dan eksploitasi SARA menjadi fakta sejarah.
Menjelang Pilpres 2024, kita telah mendapati 3 capres yang sudah diumumkan. Anies Baswedan (Nasdem, PKS, Demokrat), Prabowo Subianto (Gerindra, PKB), Ganjar Pranowo (PDI-P, PPP).
Sementara itu, masih berpeluang untuk capres Airlangga Hartarto (Golkar, PAN, dan Parpol non parlemen Perindo, PBB, atau PSI).
Pilpres sejatinya pertarungan ide, gagasan, program untuk rakyat. Maka para kandidat seharusnya menjelaskan konsep-konsep pembangunan mau pun pembaharuan bangsa.
Pilpres harus membatasi bahkan tidak membiarkan ada paslon yang menggunakan politik identitas, sentimen primordial, dan eksploitasi SARA. Jika ada Ppaslon yang menggunakannya, harus didiskualifikasi.
Pilpres 2024 juga harus tegas melakukan pembatasan, pelarangan terhadap pemberian hadiah atau janji paslon kepada pemilih.
Hadiah dan janji dalam bentuk uang, sembako maupun bentuk lain harus dilarang. Paslon yang melakukannya harus didiskualifikasi, dan diproses secara hukum.
Pilpres 2024 merupakan yang kelima sejak tumbangnya orde baru. Maka sudah saatnya kita naik kelas, berubah seperti bayi dari makanan susu dan madu menjadi makanan keras.
Pilpres sejatinya sebagai sarana mencari dan menemukan pemimpin terbaik, yang mampu menjawab tantangan masa depan.
Kongres Rakyat Nasional (Kornas) sebagai rekan juang politik Ganjar Pranowo, akan terus menyuarakan bahwa Pemilu (Pileg, Pilpres, Pilkada) adalah pesta demokrasi.
Maka sejatinya Pemilu harus menggembirakan, dan menghadirkan sukacita bagi sesama anak bangsa. Kornas akan terus mengobarkan semangat kebangsaan dan kebersamaan.
Kornas akan konsisten menawarkan jalan perubahan melalui Pilpres 2024 melalui perubahan perilaku kontestan dan konstituen. Kontestan, yakni paslon Ganjar akan kita ingatkan dan awasi agar tidak memberi hadiah atau janji berupa uang, sembako, dan bentuk lain. Tidak akan menggunakan politik identitas, sentimen primordial dan eksploitasi SARA.
Konstituen, rakyat kita dorong untuk proaktif melakukan pengawasan terhadap setiap perilaku kontestan. Jika ada perilaku kontestan yang melakukan pelanggaran berupa pemberian hadiah atau janji, berupa uang, sembako, dan bentuk lain.
Menggunakan politik identitas, sentimen primordial, maupun eksploitasi SARA. Maka Kornas akan fasilitasi pelaporan dan penyelesainnya.
Dengan komitmen yang tinggi dari kontestan dan konstituen, maka Pemilu 2024 akan menjadi pesta demokrasi yang berkualitas.
Penulis, Sutrisno Pangaribuan, Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)