JUMAT, 21 April 2023, satu jam bincang-bincang sembari ngopi bersama Ketua DPRD – yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Simalungun – Timbul Jaya Sibarani di Jalan Surabaya, Kota Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara, dengan topik “test calon, figur, sistem dan konsistensi regulasi.”
*****
MASYARAKAT – begitu Timbul Jaya Sibarani memulai bincang-bincang – di setiap perhelatan politik, apakah itu pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah atau pun pemilihan Presiden/Wakil Presiden, masih terfokus pada figur (sosok) yang ditokohkan.
Maksudnya, masih berada pada tataran, seberapa besar si figur (sosok) tersebut, berkontribusi kepada masyarakat dalam mendapatkan suara sebanyak-banyaknya. Sehingga, yang muncul atau dimunculkan, adalah figur-figur yang memiliki finansial, karena mampu “memberikan” sesuatu kepada masyarakat, sebagai pemilik suara.
Masyarakat kita, kata Timbul Jaya Sibarani, belum melihat figur (sosok) itu, dari sisi kualitas (apakah itu dari sisi pendidikan dan ketokohannya di tengah masyarakat).
Karena sudut pandangnya, adalah kemampuan finansial, ketimbang kualitas, maka yang tampil untuk “keterwakilan” rakyat di legislatif, khsususnya, adalah figur (sosok) yang ditokohkan, namun tanpa motivasi yang jelas.
Kualitas “keterwakilan” figur (sosok) di legislatif itu, justru sangat penting, karena berkaitan dengan tiga fungsi wakil rakyat, yakni fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
“Kita berpengharapan, masyarakat tidak melihat figur (sosok) yang mencalonkan diri, semata-mata dari sisi finansial, tetapi lebih fokus pada kualitasnya,” kata Timbul Jaya Sibarani yang didampingi sekretaris Organda Kabupaten Simalungun, Ringkas Tarigan.
*****
Timbul Jaya Sibarani – sudah sering menyampaikan wacana – pentingnya menambah satu ayat pada persyaratan menjadi calon anggota legislatif, dan juga bagi calon kepala daerah.
Dari sekian banyak item persyaratan yang harus dipatuhi dan dipenuhi calon anggota legislatif, maka syarat (ayat) paling akhir, adalah test calon oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerjasama dengan Universitas.
“Jika satu ayat ini saja ditambahkan di persyaratan tersebut, kualitas para wakil rakyat atau kepala daerah, akan lebih membaik,” kata Timbul Jaya Sibarani.
Resmikan GOR, Wagub Musa Rajekshah Harap Samosir Lahirkan Atlet Berprestasi
Dianalogikannya demikian, setiap partai akan mengirimkan kader atau calonnya, berapa saja yang ditetapkan, untuk mengikuti test kemampuan oleh KPU bekerjasama dengan Universitas.
“Gradenya kan pasti dengan nilai tinggi. Bisa jadi, saya yang ketua partai, tidak lulus test. Berapa yang dinyatakan lulus, itulah jumlah calon legislatif mewakili partai. Jika mereka terpilih, tentu akan berpengaruh pada kualitas fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan,” kata Timbul Jaya Sibarani.
Melalui test, menurut Timbul Jaya Sibarani, akan membuat siapa pun berpikir dan tidak sembarangan mencalonkan diri.
“Dengan ada syarat test tersebut, seorang figur setidaknya sudah dapat mengukur kemampuannya, untuk layak tidaknya mengikuti test,” kata Timbul Jaya Sibarani.
*****
Timbul Jaya Sibarani menyebutkan, jika test itu masuk dalam salah satu persyaratan, yang diperlukan adalah konsistensi terhadap regulasi dan sistem.
Konsistensi terhadap regulasi dan sistem, akan berdampak pada lahirnya tokoh-tokoh yang memiliki kredibelitas mumpuni.
“Tentu, sangat luar biasa, jika yang muncul sebagai calon legislatif adalah mantan birokrat, mantan akademisi, mantan pendidik dan tokoh-tokoh berkualitas lainnya,” kata Timbul Jaya Sibarani.
Jelang Lebaran, pemuda lintas agama Sumatera Utara berbagi takjil guna eratkan silahturahmi
Terhadap kemungkinan terjadinya “upaya jalan pintas” untuk meloloskan calon yang menjalani tes oleh KPU bekerjsama dengan Universitas, Timbul Jaya Sibarani, tidak menampik hal itu dapat saja terjadi.
“Tetapi persentasenya pasti lebih kecil, karena KPU dan Universitas yang melakukan test, akan menjaga kredibilitas mereka, karena menyangkut marwah institusi,” kata Timbul Jaya Sibarani.
Bagi Timbul Jaya Sibarani, jika masyarakat dapat terlepas dari “perangkap” figur (sosok) yang mengandalkan kekuatan finansial dalam mengumpulkan dukungan suara dan lebih mengedepankan kualitas figur (sosok) dari sisi pendidikan dan ketokohannya, serta test KPU kerjasama Universitas terhadap calon legislatif dan kepala daerah dapat berjalan dengan baik, maka produk yang dihasilkan pun bermanfaat terhadap kemajuan sistem serta konsistensi menjalankan regulasi yang ada.
Timbul Jaya Sibarani mengingatkan, jika kita tidak secepatnya merubah mindset bahwa finansial sebagai salah satu tolok ukur figur (sosok) yang mau dijadikan wakil rakyat dan kepala daerah, menjadi figur (sosok) dipandang dari kualitas, maka perubahan tidak akan dapat dirasakan secara signifikan.
“Kualitas figur (sosok) ketokohan, akan mempengaruhi berjalannya sistem dan konsistensi regulasi dengan baik serta sesuai dengan amanah demokrasi,” kata Timbul Jaya Sibarani. (Ingot Simangunsong/***)