Oleh | Brigjen Pol (Purn) Victor E Simanjuntak
SEJAK TAHUN 2019, Dulur Ganjar Pranowo (DGP), telah sosialisasi Ganjar Pranowo (GP) penerus Jokowi sebagai Presiden RI, dan saat itu elektabilitas Ganjar masih di bawah 10%.
Dalam perjalanan sosialisasi, sejumlah kader PDI-Perjuangan berusaha menjegal GP agar dapat mengusung Puan Maharani (PM).
Tetapi faktanya bahwa peningkatan elektabilitas PM melambat, sementata peningkatan elektabilitas GP meroket.
Berada pada urutan tiga besar
Seiring menguatnya elektabilitas GP, bersama dua calon presiden (Capres) lainnya, selalu berada pada urutan tiga besar, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Namun survey demi survey membuktikan bahwa GP selalu menduduki urutan teratas dan elektabilitasnya terus meningkat.
Paska melepas jabatan Gubernur DKI Jakarta, pada akhir tahun 2022, Anies Baswedan dengan dukungan penuh dari para pendukungnya, begitu masif mensosialisasikan diri ke berbagai penjuru negeri ini.
Sementara itu, GP masih belum memiliki kepastian akan dicalonkan PDI-Perjuangan atau tidak, bahkan masih dibully oleh beberapa kader PDI-Perjuangan.
Sekuat apa pun upaya yang dilakukan untuk membully GP, namun tidak mempengaruhi elektabilitasnya.
Malah, elektabilitas GP tetap konsisten meningkat, bahkan hasil survey LSI, SMRC dan Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas GP berada di kisaran 26%-28% sedang elektabilitas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan tidak dapat melampaui angka 17%.
Tegas menolak Israel, sikap seorang negarawan
Bahwa kemudian GP bersikap tegas menolak kesebelasan Israel U20 berlaga di Indonesia dengan alasan konstitusi dan kehormatan negara, lalu pencinta sepakbola dan sebagian masyakat menyerang GP, bahkan pendukungnya sendiri bersikap akan mengalihkan pilihan kepada capres yang lain, sedang Prabowo Subianto dan Anies Baswedan diam seribu bahasa, lalu apa yang akan terjadi ?
Masyarakat yang saat ini menyerang GP, pasti belum memahami adanya perkiraan intelijen tentang rencana kelompok tertentu untuk melakukan demo besar dengan memanfaatkan isu agama, yang dikaitkan dengan konflik Israel-Palestina.
Ada pun sasaran mereka adalah membuat rusuh nasional, pelaksanaan Piala Dunia U20 gagal di Indonesia, sehingga nama Indonesia akan buruk di mata dunia, juga menggagalkan Pemilu 2024.
Sikap GP menolak kesebelasan Israel, membuat para kelompok perusuh, yang berencana membuat rusuh saat kesebelasan Israel saat tiba ke Indonesia, sebagai bentuk sikap penolakan.
Jika mereka tetap melaksanakan, sama saja mendukung GP yang sudah terlebih dahulu menolak, dampaknya nama GP akan meroket, jika tidak melakukan, nama Ganjar juga akan tetap meroket, dengan alasan berhasil menggagalkan rencana jahat perusuh.
Inilah namanya strategi jitu seorang negarawan yang dilakukan pada momentum yang tepat, cerdas, cerdik, santun, dan nasionalis karena mengutamakan keamanan nasional. Sosok inilah yang pantas memimpin Indonesia penerus Jokowi.
Saat ini masyarakat juga sedang berusaha mendorong pasangan Ganjar Pranowo-Erick Tohir sebagai pasangan Capres 2024.
Penulis, Brigjen Pol (Purn) Victor E Simanjuntak., Ketua Pembina DPP DGP #DulurGanjarPranowo