Oleh | Sabar Mangadoe
SISTEM PROPORSIONAL TERBUKA sudah terbukti suburkan POLITIK UANG. Semakin lama semakin banyak rakyat berpenghasilan rendah (Wong Cilik) yang semakin bangga dan gembira KECANDUAN POLITIK UANG.
Pileg Sistem Proporsional Terbuka, sangat menguntungkan partai yang minim kader, apalagi PARTAI NIHIL KADER!!! =
Karena partai menjadi tidak merasa perlu lagi menjalankan perintah UU Partai, yaitu peran dan fungsi partai menciptakan kader. Saat Pileg, partai tidak harus mengajukan kader partai.
Akibatnya banyak partai sengaja mengajukan siapa pun yang banyak duit asalkan berani bakar duit untuk menjadi Caleg. Juga ajukan para artis dangdut atau pun artis Sinetron yang popular dan mereka mengalahkan para Caleg Kader Partai!!!
Pileg Sistem Proporsional Terbuka Daya Rusak Berlipat Ganda
Akibatnya Sistem Proporsional Terbuka, yaitu Nyoblos Caleg selain Nyoblos Partai, terbukti daya rusaknya berlipat-ganda. Almarhum Buya Syafii Maarif bilang, “Demokrasi Indonesia memasuki Fase Tuna Adab. Sesungguhnya sedang Menuju Biadab. Demokrasi Tuna Adab Menuju Biadab!!”
Karena pertama, selain semakin lama semakin banyak Wong Cilik yang semakin bangga dan gembira kecanduan politik uang, atau pun memilih Caleg karena aspek kepopuleran semata, yang kedua juga mengakibatkan semakin lama semakin mem-banyak-nya terpilih para anggota DPR-RI mau pun DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota dengan kualitas integritas moral dan konsistensi serta kompetensi yang rendah.
Pasti Ditolak Partai Minim Kader, Apalagi Nihil Kader
Oleh karena itu, partai yang paling siap dengan sistem Proporsional Tertutup adalah Partai yang telah sesuai dan melaksanakan UU Partai, yaitu Peran dan Fungsi Partai adalah menciptakan Kader. Disebut Partai Kader.
Dan semua kita tahu bahwa sampai saat ini, hanya PDIP yang paling merupakan partai kader. Kalau Pemilihan Legislatif, dengan Sistem Proporsional Tertutup selain sangat menguntungkan Partai Kader, dalam hal ini PDIP, juga otomatis sangat merugikan Partai Non Kader, yaitu partai-partai yang minim kader, apalagi partai Nihil Kader.
Jadi janganlah kita heran atau kaget hanya PDI Perjuangan yang setuju Sistem Proporsional Terbuka.
Dan rakyat, bangsa dan negara Indonesia pun akan beruntung karena semua partai dipaksa atau terpaksa harus menciptakan Kader Partai masing-masing.
Akibatnya, semakin lama kualitas anggota DPR-RI dan DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota yang terpilih pastilah, dari Pileg ke Pileg berikutnya, akan semakin lama semakin membaik. Mereka ini layak didapuk sebagai para Wakil Rakyat, para Anggota Dewan Yang Mulia..
Demokrasi Membangun Daulat Rakyat
Demokrasi sama dengan upaya berkelanjutan untuk membangun Kedaulatan Rakyat, sehingga dengan demikian demokrasi dapat menjadi alat untuk mensejahterakan dan memajukan rakyat, bangsa dan negara.
Bila demokrasi malah semakin menggerus Kedaulatan Rakyat itu sendiri akibat semakin subur dan merajalelanya Politik Uang, maka semakin lama semakin banyak menghasilkan PoliTikus Busuak yang terpilih, maka demokrasi pastilah dijadikan alat yang sebaliknya.
Demokrasi dijadikan alat ampuh untuk menciptakan Konspirasi JahaD bagi Para Politikus Busuak, Pengusaha Hitam, Birokrat Korups dan Mafia Hukum untuk menjajah dan menjarah rakyat, bangsa dan negara-nya sendiri.
Dulu Bung Karno menyebut mereka semua sebagai “LONDO IRENG”, lebih JahaD dari Belanda Penjajah dan Penjarah.
Pileg dengan Sistem Proporsional Terbuka sejak mulai Pemilu 2009, lalu Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 lalu sudah terbukti semakin bikin rakyat berpenghasilan rendah semakin bangga dan gembira kecanduan politik uang.
Serta otomatis menghasilkan semakin banyaknya anggota DPR-RI dan DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota terpilih yang berkualitas rendah, yang selanjutnya menciptakan gerombolan LONDO IRENG!!!
Jadi sekali lagi, janganlah kita kaget atau pun terheran kenapa hanya PDI Perjuangan yang mendukung Pileg dengan Sistem Proporsional Tertutup dimaksud.
(Catatan Penting :
Bahwa DEMOKRASI PANCASILA adalah demokrasi untuk membangun Kedaulatan Rakyat Indonesia yang sesuai dan berdasarkan perintah Konstitusi Negara, yaitu Sila Ke-4 Pancasila.
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.”
Bahwa Pileg dengan Sistem Proporsional Tertutup, merupakan implementasi yang otentik dari Demokrasi Pancasila. Bukan Demokrasi Barat atau Demokrasi Liberal. Bukan juga Demokrasi Republik Islam Iran, Demokrasi Ala Mulloh.
Salam Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika).
Penulis, Sabar Mangadoe, Pendiri GKP #GerakanKebajikanPancasila