KETUA Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Provinsi Sumatera Utara, Nazir Salim Manik menyebutkan, bahwa aktor terpenting dalam Pemilu, adalah media.
Hal tersebut disampaikan Nazir Salim Manik sebagai narasumber pada acara “Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024 kepada Insan Pers di Kabupaten Simalungun” yang digelar Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Simalungun di RM Kang Latif, Rambung Merah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (29/12/2022).
Dalam paparan bertajuk “Sosialisasi Pemilu 2024 Kabupaten Simalungun” yang dimoderatori komisioner KPUD Simalungun, Puji Rahmat Harahap tersebut, Nazir Salim Manik membeberkan, bahwa medialah pengharapan terakhir, yang secara konsisten dapat menyampaikan informasi tentang kepemiluan ke masyarakat pemilih.
Menurut Nazir Salim Manik, bahwa KPUD mau pun Bawaslu Kabupaten Simalungun, memiliki keterbatasan sesuai pada tahapan-tahapan, dalam penyampaian informasi terkait kepemiluan di Kabupaten Simalungun, khususnya.
Disampaikan Nazir Salim Manik, Pemilu membuat isu politik semakin hidup dan masyarakat akan butuh mendapatkan isu dan informasi politik.
“Isu dan informasi itulah, yang sangat kita harapkan dari media, terutama terkait informasi para calon legislatif,” kata Nazir Salim Manik yang juga menyampaikan bahwa saat ini Pemantau Pemilu semakin lama semakin sedikit, karena tidak punya anggaran.
Menurut Nazir Salim Manik, kehadiran Pemantau Pemilu pun memiliki keterbatasan dalam menyampaikan isu dan informasi kepemiluan.
Baca juga :
Perayaan Natal Oikumene Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani: “KITA TIDAK BOLEH TERPECAH dan TERPISAH”
Sementara itu, Ketua KPUD Simalungun, Raja Ahab Damanik menyebutkan, sosialisasi tahapan Pemilu 2024, butuh sinergisitas dengan berperannya media.
“Sosialisasi tahapan Pemilu, tidak mampu kami lakukan sendiri, tugas berat ini harus dilakukan bersama-sama, KPUD Simalungun, perlu bersinergi dengan media,” kata Raja Ahab Damanik.
Ditegaskan Raja Ahab Damanik, media merupakan mitra strategis untuk menyatukan persepsi dalam filterisasi isu yang berkembang.
“Kita punya tanggungjawab bersama, terkhusus dalam memfilterisasi isu, contohnya ujaran kebencian dan transparansi,” kata Raja Ahab Damanik yang juga menyebutkan pihaknya siap untuk dikonfirmasi terkait terbangunnya sinergisitas yang terbangun.
Sosialisasi tersebut dihadiri peserta organisasi kewartawanan, yakni PWI, KWRI, AJI, IJTI, SMSI, dan JMSI. (Ingot Simangunsong/***)